Israel dan Iran Memanas, Minyak Dunia Kian Mendidih

1 day ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kembali mendidih, pada Rabu (18/6/2025), harga minyak mentah Brent ditutup di level US$ 76,38 per barel, sementara WTI stagnan di US$ 74,84 per barel, mempertahankan lonjakan yang tercipta sehari sebelumnya.

Senin (17/6), Brent melesat 4,4% dan WTI 4,28%, salah satunya didorong oleh kabar bahwa ladang gas South Pars milik Iran mengalami kebakaran akibat serangan Israel. Depo minyak Shahran juga dilaporkan turut jadi sasaran.

Meskipun belum ada gangguan besar terhadap aliran minyak secara fisik, pasar sudah lebih dulu memperhitungkan security premium geopolitik. Menurut John Kilduff dari Again Capital, saat ini ada premi risiko hingga US$ 10 per barel yang telah tertanam dalam harga global.

Ketegangan ini menyeret ingatan pasar pada konflik Rusia-Ukraina, menciptakan rasa waswas bahwa harga bisa terjebak dalam spiral eskalasi yang berkepanjangan. Analis dari Saxo Bank, Ole Hansen, menilai bahwa risiko penutupan Selat Hormuz jalur vital 20% pasokan minyak dunia memang rendah, tetapi bukan berarti bisa diabaikan. Di tengah meningkatnya interferensi elektronik dan insiden tabrakan kapal tanker di sekitar selat tersebut, pasar terus berjaga.

Ironisnya, di tengah lonjakan harga ini, pasokan global justru membaik. IEA (International Energy Agency) dalam laporan bulanannya menaikkan estimasi suplai global sebesar 200.000 barel per hari menjadi total tambahan 1,8 juta barel per hari. Sementara proyeksi permintaan justru direvisi turun sebesar 20.000 barel per hari karena lemahnya prospek konsumsi energi di musim panas belahan utara.

Keseimbangan yang rapuh antara pasokan yang stabil dan geopolitik yang menggelegak membuat arah harga minyak sulit diprediksi. Di satu sisi, The Fed akan segera mengumumkan kebijakan suku bunga, yang bisa menambah tekanan dari sisi nilai dolar dan biaya energi. Di sisi lain, tiap serangan di Timur Tengah berpotensi memperpanjang reli minyak, terutama jika Iran memilih respons militer yang lebih agresif.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Trump Bawa Kabar Mengejutkan dari Ukraina-Rusia, Harga Minyak Merosot

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|