Jakarta, CNBC Indonesia — Pasar saham Indonesia mengawali hari ini, Rabu (18/6/2025) dengan bergerak di zona hijau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di level 7.155 dengan level tertinggi di 7.161 dan level terendah di level 7.152.
Pada detik berikutnya, IHSG melanjutkan penguatan di level 7.161 dengan naik 0,08% atau 5,4 poin dan kemudian turun 0,09%.
Sebanyak 50 saham turun, 194 naik, dan 274 saham tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 170 miliar yang melibatkan 251,6 miliar saham dalam 18.525 kali transaksi.
Pasar keuangan Tanah Air memang berjalan tak seirama pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona penguatan, sementara rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) justru ditutup di zona merah.
IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (17/6/2026), ditutup menguat 0,54% atau naik 38,26 poin ke level 7.155,85. Penguatan ini berhasil mematahkan kejatuhan IHSG selama empat hari beruntun.
Namun, pasar mulai fokus pada hasil kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan The Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan pada hari ini.
Dalam sisa tiga hari perdagangan, pergerakan IHSG maupun rupiah diperkirakan akan kembali volatile usai serangan balasan Iran terhadap kilang minyak Israel, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencatat defisit hingga kerja sama Indonesia dengan Singapura dalam kunjungan Presiden Pabowo Subianto.
Pada perdagangan hari ini, pasar keuangan akan menghadapi banyak kabar-kabar genting mulai dari panasnya konflik antara Israel-Iran, defisitnya APBN, hingga keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan The Federal Reserve (The Fed) yang akan mendorong volatilitas pasar keuangan Tanah Air hari ini.
APBN RI Defisit
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Mei 2025 defisit Rp21 triliun atau 0,09% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit terjadi imbas penerimaan yang baru mencapai Rp995,3 triliun. Uang yang masuk ke kas negara menyentuh 33,1% dari target di APBN 2025.
Adapun pendapatan negara dari penerimaan pajak sebesar Rp683,3 triliun dan kepabeanan serta cukai senilai Rp122,9 triliun. Di lain sisi, ada pemasukan dari pendapatan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp188,7 triliun per 31 Mei 2025.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia realisasi belanja lebih besar senilai Rp1.016,3 triliun. Jumlah tersebut setara 28,1% dari pagu anggaran yang tersedia.
Rincian belanja negara dialokasikan untuk pemerintah pusat senilai Rp694,2 triliun atau 25,7%. Sedangkan transfer ke daerah (TKD) menyentuh Rp322 triliun alias 35% terhadap APBN 2025.
Keseimbangan primer masih mencatatkan surplus Rp192,1 triliun. Pembiayaan anggaran Rp324,8 triliun.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Suku Bunga BI Dinanti, IHSG Semringah Meski Rupiah Merana