Jelang Pengumuman BI Rate Rupiah Perkasa ke Rp 16.400/ US$

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang pengumuman suku bunga Bank Indonesia (BI), Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Melansir dari Refinitiv, pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (17/9/2025) rupiah dibuka menguat 0,21% ke level Rp16.400/US$, setelah pada perdagangan sebelumnya, rupiah mengalami pelemahan 0,18% di posisi Rp16.435/US$.

Sementara itu, Indeks dolar AS (DXY) per pukul 09.00 WIB tengah menguat 0,09% di level 96,718. Namun, pada perdagangan kemarin Selasa (16/9/2025) DXY ditutup ambruk 0,69% ke level 96,633, sekaligus mencatatkan level terendah nya sejak 1 Juli 2025.

Pergerakan rupiah hari ini akan sangat dipengaruhi oleh faktor domestik maupun eksternal. Dari dalam negeri, fokus utama tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan diumumkan siang ini.

Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia Research memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuannya di level 5,00%. Sebanyak 10 lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga sementara dua institusi lainnya memproyeksi BI akan memangkas suku bunga.

Sejumlah analis menilai BI cenderung berhati-hati dengan mempertimbangkan tekanan terhadap rupiah yang bersumber dari gejolak politik dalam negeri, ketidakpastian pasar global, serta dampak tarif impor AS di era Presiden Trump.

Dari eksternal, rupiah mendapat dorongan positif dari melemahnya indeks dolar AS. DXY melemah seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 4,25% pada FOMC yang akan diumumkan Rabu (17/9/2025) atau kamis dini hari waktu Indonesia.

Ekspektasi pasar juga menguat bahwa The Fed masih akan melanjutkan pelonggaran moneternya hingga akhir tahun, yang membuat dolar AS semakin tertekan. Kendati demikian, pelemahan dolar sempat tertahan setelah data penjualan ritel dan produksi manufaktur AS melampaui ekspektasi.

Selain itu, ketidakpastian politik AS juga membebani greenback itu sendiri. Kekhawatiran soal independensi Fed muncul setelah Presiden Donald Trump berupaya memecat Gubernur Fed Lisa Cook, serta pencalonan Stephen Miran sebagai Gubernur Fed meski masih menjabat di Council of Economic Advisors Gedung Putih. Kondisi ini berpotensi memicu investor asing mengurangi eksposur terhadap aset dolar.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|