Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terpantau bergerak naik pada perdagangan sesi I Rabu (22/1/2025), jelang rilis kinerja keuangan perseroan pada kuartal IV-2024 dan full year 2024.
Hingga pukul 12:00 WIB, saham BBNI menguat 0,84% ke posisi Rp 4.780/unit. Saham BBNI pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 4.780 - Rp 4.810 per unit.
Dari pergerakan sahamnya, dalam sepekan terakhir, BBNI sudah melesat 4,82%. Sedangkan selama sebulan terakhir melonjak 9,13%, dan sejak awal Januari hingga sesi I hari ini sudah melesat 4,14%.
Saham BBNI pada sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 7.843 kali dengan volume sebesar 22 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 105,5 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 178,28 triliun.
Hingga pukul 12:00 WIB, di order offer atau jual, pada harga Rp 4.850/unit, menjadi antrean jual paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 12.144 lot atau sekitar Rp 5,9 miliar
Sedangkan di order bid atau beli, di harga Rp 4.770/unit menjadi antrean beli terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 6.466 lot atau sekitar Rp 3,1 miliar.
Saham BBNI bergairah jelang rilis kinerja keuangan perseroan pada kuartal IV-2024 dan full year 2024. Sejauh ini, kinerja keuangan BBNI masih cukup cemerlang.
Hingga November 2024, BBNI mencatatkan laba buncit sebanyak Rp 19,8 triliun, dengan pertumbuhannya mencapai 4% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Capaian laba ini utamanya didorong peningkatan pendapatan di luar bunga sebanyak 14,7% menjadi Rp 19,2 triliun.
Bank pelat merah ini juga telah menyalurkan kredit senilai Rp 739,54 triliun hingga November 2024, tumbuh dobel digit 10,96% dari sebelumnya sebesar Rp666,5 triliun. Aset BNI tumbuh 9,83% hingga mencapai Rp 1.072,63 triliun.
Dari sisi pendanaan, BNI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 783,78 triliun, tumbuh 6,99% secara tahunan. Komposisi dana murah alias current account saving account (CASA) BNI mencapai 71,37% dari keseluruhan simpanan dengan nilai Rp 559,35 triliun, tumbuh 11,08% YoY dari Rp 503,55 triliun.
Dari valuasi sederhananya, saham BBNI masih terbilang cukup murah. Jika dilihat dari Price to Earnings Ratio (PER) terkini, saham BBNI mencapai 8,1 kali. Sedangkan dari Price to Book Value (PBV) terkini justru lebih murah yakni mencapai 1,1 kali.
Pada perkembangan sebelumnya, manajemen BBNI membagikan kisi-kiri pembagian dividen tahun buku 2024. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut bahwa perseroan berupaya meningkatkan dividend payout ratio (DPR) di atas 50%, seiring dengan tingkat permodalan perseroan yang dinilai memadai.
Royke memperkirakan rasio pembagian dividen BBNI tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%. Rasio dividen BBNI ini lebih tinggi jika dibandingkan realisasi rasio dividen pada tahun buku 2023 yang berada pada 50% atau setara Rp 10,45 triliun.
Namun, orang nomor satu di BNI itu menggarisbawahi bahwa keputusan akhir terkait besaran dividen berada di meja Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Saham Big Bank Masih Loyo, Kapan Bangkit?
Next Article Cetak Laba Rp10,69 T di H1-2024, Saham BBNI Melesat Diburu Investor