Jenazah Tahanan Palestina Bawa Bukti Brutalnya Israel

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Satu per satu jenazah tahanan Palestina yang dikembalikan Israel menumpuk bukti soal kekejaman Israel di penjara-penjara mereka. Bukti-bukti kian tak terelakkan soal penyiksaan dan penghinaan yang dialami para tahanan tersebut di tangan penjajah.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengkonfirmasi pelanggaran ini, dengan menyatakan bahwa mereka telah menerima sisa-sisa 45 warga Palestina yang ditahan oleh Israel melalui Komite Palang Merah Internasional. Kementerian menjelaskan bahwa pemeriksaan resmi dan bukti lapangan menunjukkan bahwa pendudukan melakukan pembunuhan, eksekusi cepat, dan penyiksaan sistematis terhadap sejumlah besar martir yang jenazahnya ditemukan.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Jalur Gaza, Munir al-Barash, mengungkap tanda-tanda penyiksaan dan pembakaran pada jenazah tahanan Palestina yang dibebaskan Israel. “Mereka dikembalikan kepada kami dalam keadaan terikat seperti binatang, dengan mata tertutup, dan memiliki tanda-tanda penyiksaan dan luka bakar yang mengerikan yang mengungkapkan sejauh mana kejahatan yang dilakukan secara rahasia,” ujarnya dilansir Aljazirah.

Laporan-laporan medis dan hak asasi manusia menempatkan dunia pada tanggung jawab moral dan hukum yang berat, dan menegaskan bahwa pelanggaran tidak hanya terbatas pada pembunuhan, namun juga meluas hingga mutilasi mayat.

Perlakuan mengerikan terhadap jenazah narapidana dan tahanan, khususnya mutilasi, mencerminkan kemerosotan moral yang mendalam di pihak Israel dan merupakan ekspresi dari pencabutan kemanusiaan korban secara sengaja, bahkan setelah kematiannya.

Tahanan Palestina yang dibebaskan sebagai bagian gencatan senjata tiba di Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom, mencapai Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, Senin (13/10/2025).

Organisasi hak asasi manusia percaya bahwa menjadikan tubuh sebagai alat penghinaan adalah hal yang mengejutkan bagi keluarga korban dan masyarakat secara keseluruhan, dan merupakan peningkatan berbahaya dalam penggunaan penderitaan sebagai alat simbolis untuk degradasi manusia.

Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania mencatat bahwa pemeriksaan medis dan laporan forensik, serta observasi yang dilakukan oleh tim lapangan, mengungkapkan bukti konklusif bahwa banyak korban dibunuh setelah ditahan.

Dijelaskannya, pada jenazah para narapidana terdapat tanda-tanda jelas digantung, ada tali di leher, luka akibat tembakan langsung dari jarak sangat dekat, tangan dan kaki diikat dengan ikatan plastik, serta penutup mata. Mereka juga mencatat bahwa beberapa mayat telah terlindas tank, sementara yang lain menunjukkan tanda-tanda penyiksaan fisik yang parah, termasuk patah tulang, luka bakar, dan luka dalam.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|