Kantor Tito Soroti Harga Gabah Turun Beras Justru Naik, Ingatkan Bulog

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyoroti fenomena penurunan harga gabah yang tidak diikuti dengan penurunan harga beras di berbagai daerah. Plt. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir mengungkapkan keprihatinannya, karena meski harga gabah dari petani mengalami penurunan, harga beras justru naik dan berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Harga gabah rata-rata turun, tetapi harga beras naik. Seharusnya, ketika harga gabah turun, harga beras juga ikut turun. Ini yang perlu kita cermati bersama," kata Tomsi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jakarta, Senin (13/1/2025).

Melansir data BPS, Tomsi menyebut harga beras medium di lapangan mencapai Rp14.173 per kg, jauh di atas HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp13.033 per kg. Kondisi ini, menurutnya, perlu mendapatkan perhatian serius karena harga beras terus melambung meski pasokan gabah melimpah.

"Ini yang harus kita pahami, bahwa kita membuat harga eceran tertinggi sebagai patokan. Kalau barang tersebut masih di harga eceran tertinggi (apalagi) kalau sudah di atas HET, tentunya kita harus berupaya untuk barang-barang tersebut tidak melebihi harga eceran tertinggi. Nah, ini yang diperlukan kerja keras kita bersama-sama," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Epi Sulandari menyatakan Bulog telah melakukan berbagai upaya penyerapan gabah dan beras di daerah-daerah yang mengalami penurunan harga.

"Kami bersama dinas pertanian dan pangan setempat langsung turun ke lokasi untuk menyerap gabah sesuai penugasan dari pemerintah," jelas Epi dalam kesempatan yang sama.

Hingga Januari 2025, sebutnya, Bulog telah menyerap 294 ton gabah dan beras dari beberapa wilayah. Namun, tantangan muncul ketika kualitas gabah tidak sesuai standar, sehingga memerlukan proses standardisasi sebelum masuk ke gudang Bulog.

"Jika standar kualitasnya tidak pada standar kualitas, kita akan melakukan rafaksi, dan sampai Januari 2025 ini pengadaan kita baru mencapai 294 ton, ini kita laksanakan di beberapa wilayah, termasuk juga di wilayah yang harga gabahnya jatuh," ungkapnya.

"Di daerah-daerah yang terdapat harga jatuh, maupun daerah-daerah yang sudah mulai terdapat panen, kami bekerjasama dengan dinas pertanian dan dinas pangan setempat untuk memantau daerah yang sudah panen dan/atau yang akan panen, kemudian kita bersama-sama melakukan penyerapan," sambungnya.

Epi menambahkan, Bulog menargetkan penyerapan setara 3 juta ton beras pada tahun 2025, dengan fokus 80% penyerapan dilakukan saat puncak panen Maret hingga April. "Kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memantau lokasi panen dan memastikan penyerapan berjalan lancar," imbuh dia.

Kemendagri Ingatkan Bulog Gerak Cepat

Sementara itu, Tomsi kembali meminta Bulog untuk lebih fokus mengatasi lonjakan harga beras di daerah-daerah dengan harga tinggi, seperti Kabupaten Anambas yang mencapai Rp18.500 per kg dan Intan Jaya di Papua dengan harga hingga Rp54.000 per kg.

"Kami harap Bulog bisa mendorong program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) lebih besar di daerah-daerah tersebut agar harga beras bisa turun," tegas Tomsi.

Ia menekankan pentingnya peran Bulog dalam menjaga stabilitas harga. "Di mana harga gabah jatuh, Bulog harus hadir untuk membantu petani. Di mana harga beras naik, Bulog harus hadir untuk menurunkan harga. Kita harus membela petani sekaligus menjaga kepentingan konsumen," ujarnya.

Kemendagri meminta Bulog terus memantau kondisi pasar secara real-time dan melaporkan data akurat agar langkah penanganan tepat sasaran. "Kami sangat berterima kasih atas upaya Bulog, namun kita harus pastikan solusi yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang ada di lapangan," pungkas Tomsi.

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di Kemendagri, Senin (13/1/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di Kemendagri, Senin (13/1/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di Kemendagri, Senin (13/1/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Mau Swasembada Pangan, Bulog Harus "Kuasai" Stok-Beras Cs

Next Article Video: Harga Beras di Indonesia Dikritik Bank Dunia, Ini Faktanya!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|