Jakarta, CNBC Indonesia - Miliarder Elon Musk disebut mulai memperlihatkan pengaruhnya dalam pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran atas kekuasaan orang terkaya di dunia tersebut.
Melansir AFP pada Selasa, miliarder kelahiran Afrika Selatan tersebut telah mengambil alih sistem pembayaran Departemen Keuangan AS yang mengelola triliunan dolar. Ia seorang diri mengumumkan penutupan lembaga kemanusiaan AS, USAID (Lembaga Pembangunan Internasional AS), serta membantu mengusir pejabat tinggi.
Tak hanya itu, Musk juga mengepalai kelompok penasihat yang disebut Department of Government Efficiency (DOGE), yang bertujuan untuk melakukan pemotongan dramatis terhadap pemerintah AS. Badan itu dapat memicu tuntutan hukum langsung jika menantang operasinya.
Partai Demokrat, yang sebagian besar diam selama dua minggu pertama Trump berkuasa, mulai bergerak melawan langkah-langkah terbaru Musk. "Tidak ada yang memilih Elon Musk," kata Senator Elizabeth Warren, dikutip Rabu (5/2/2025).
Komite Anggaran dan Sarana DPR AS Demokrat mengadakan panggilan darurat yang sebagian ditujukan untuk masalah tersebut. Mereka mengkritik keras DOGE sebagai upaya yang tidak konstitusional untuk menggunakan kekuasaan presiden atas dana yang disetujui oleh Kongres.
"Itu seperti membiarkan harimau masuk ke kebun binatang dan berharap yang terbaik," kata Pemimpin Minoritas Senat Demokrat Chuck Schumer.
"Upaya pengambilalihan Elon Musk ini... tidak akan berhasil," kata Senator Chris Van Hollen berbicara di tengah protes pekerja USAID.
Trump sendiri sempat mengatakan bahwa Musk tetap tidak dapat melakukan apapun tanpa persetujuannya. Ia akan melapor ke Trump.
"Kami akan memberinya persetujuan jika sesuai, jika tidak sesuai, kami tidak akan melakukannya. Namun, ia melapor," Trump menegaskan.
"Itu adalah sesuatu yang sangat ia yakini dan saya terkesan."
Kekuasaan Musk tampaknya hampir tak terbatas, yang menyebabkan tuduhan oleh Demokrat tentang perebutan kekuasaan yang tidak konstitusional olehnya dan sesama maestro bisnis Trump. Sejauh ini Musk belum terdaftar sebagai pegawai federal maupun pejabat pemerintah, meskipun media AS melaporkan pada hari Senin bahwa ia kini telah terdaftar sebagai "pegawai pemerintah khusus".
Musk adalah donor terbesar untuk kampanye pemilihan Trump hingga seperempat miliar dolar. Perusahaannya juga memiliki kontrak besar dengan pemerintah AS.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Elon Musk Rayakan Pelantikan Donald Trump
Next Article Video: Elon Musk 'Dikejar' Hakim, Gara-Gara 'Giveaway' Rp 15,6 Miliar