Kenaikan Harga Sembako Diprediksi Berlanjut Sampai Libur Panjang Imlek

3 months ago 33

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan lonjakan harga pangan yang signifikan akan berlanjut pada momen libur panjang akhir Januari 2025 termasuk libur Imlek, yakni pada tanggal 24-29 Januari 2025.


Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan indeks perkembangan harga (IPH) pada minggu ketiga Januari menunjukkan peningkatan di sejumlah provinsi. Sebanyak enam provinsi mencatat kenaikan IPH di atas 5%, dengan Bali menjadi yang tertinggi mencapai 8,01%, disusul oleh Nusa Tenggara Barat (7,8%), DKI Jakarta (5,72%), Daerah Istimewa Yogyakarta (5,65%), Kalimantan Timur (5,47%), dan Bengkulu (5,31%).


Amalia menyebutkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang utama kenaikan IPH di provinsi-provinsi tersebut. Di Bali dan Nusa Tenggara Barat, kenaikan harga didominasi oleh cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah. Sementara itu, di DKI Jakarta, cabai rawit, cabai merah, dan ikan kembung menjadi komoditas yang paling berkontribusi. Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat kenaikan serupa pada cabai rawit, cabai merah, serta minyak goreng, sedangkan di Kalimantan Timur dan Bengkulu, penyumbang utamanya adalah cabai rawit, cabai merah, dan daging ayam ras.


"Secara keseluruhan, tiga komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan IPH di sebagian besar provinsi adalah cabai rawit, cabai merah, dan daging ayam ras," ungkap Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta, Senin (20/1/2025).


Dia memproyeksikan momentum libur panjang pada 24-29 Januari 2025 diperkirakan akan semakin meningkatkan permintaan bahan pangan, terutama di provinsi tujuan wisata utama seperti Bali dan Nusa Tenggara Barat.


"Kelihatannya, kenaikan permintaan akibat liburan akhir tahun maupun Natal kemarin itu masih terus berlanjut dampaknya. Saya juga menyepakati, nanti libur panjang 24-29 Januari itu kelihatannya juga akan memberikan permintaan terhadap bahan-bahan pokok akibat akan tingginya wisatawan yang hadir di Provinsi yang menjadi destinasi utama kita, yaitu Bali dan Nusa Tenggara Barat," jelasnya.


Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian mendorong adanya peningkatan sentra produksi cabai melalui gerakan tanam.


"Kalau kepala daerah peduli dan kepala dinas pertanian serius menjalankan ini, sebetulnya masalah ini bisa diatasi. Cabai mudah ditanam dan cepat dipanen," ucap Tito dalam kesempatan yang sama.


Selain itu, Tito juga menyoroti ketergantungan produksi bawang merah pada wilayah tertentu, terutama Brebes dan sekitarnya di Jawa Tengah. Ia menilai bahwa daerah lain perlu meningkatkan kemampuan untuk memproduksi bawang merah agar disparitas harga dapat ditekan.


Adapun untuk telur ayam ras dan daging ayam ras, Tito menekankan bahwa struktur biaya produksi yang bergantung pada pakan, terutama jagung, turut mempengaruhi harga.


"Kalau produksi jagung tinggi tetapi distribusinya tidak merata, disparitas harga antar wilayah menjadi tinggi. Di daerah yang mahal, peternak akhirnya menaikkan harga daging dan telur ayam ras untuk menutupi biaya produksi dan memperoleh keuntungan," katanya.


(hoi/hoi)

Saksikan video di bawah ini:

Video: 100 Hari Prabowo-Gibran, Mayoritas Masyarakat Mengaku Puas

Next Article Menteri Tito Awasi Ketat 5 Bahan Pangan Ini, Peringatkan Kepala Daerah

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|