Kolaborasi Pemkot-K24-Sarihusada Bebaskan Generasi Jogja dari Stunting

4 hours ago 1

Kolaborasi Pemkot-K24-Sarihusada Bebaskan Generasi Jogja dari Stunting Sales Director Sarihusada Rizki Imam Ardhi, Founder & CEO K-24 Group, Gideon Hartono bersama Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo saat membuka Festival Sehat Ceria si Kecil di Taman Pintar Jogja, Minggu (26/10 - 2025). Ist

Harianjogja.com, JOGJA— Untuk mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting, Pemkot Jogja berkolaborasi dengan K-24 Group dan Sarihusada menggelar Festival Sehat Ceria si Kecil di Taman Pintar Jogja, Minggu (26/10/2025). Acara ini diisi berbagai kegiatan seperti skrining tumbuh kembang anak, edukasi gizi keluarga yang diikuti oleh lebih dari 1.200 peserta.

Dalam sambutannya Wali Kota Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa penanganan stunting khususnya di Kota Jogja menjadi fokus yang dijalankan oleh pemerintah. Di Kota Jogja, kata Hasto, prevalensi stunting telah menurun menjadi 10,49%.

"Fokus kami dalam menurunkan stunting ialah dengan mencegah angka stunting baru karena kalau ditangani sebelum kondisi stunting, tingkat keberhasilannya mencapai 70 persen sedangkan jika stunting ditangani setelahnya maka keberhasilannya hanya sekitar 20 persen," katanya di sela kegiatan.

Menurutnya, pencegahan stunting perlu dilakukan dimulai fase pranikah dengan prakonsepsi serta pemenuhan nutrisi yang seimbang. Contohnya, kata Hasto, untuk ibu hamil dan anak di atas dua tahun, minum susu merupakan hal penting termasuk mendapatkan nutrisi penting.

"Kami juga mengapresiasi kolaborasi multisektor seperti yang dilakukan oleh K24 dan Sarihusada, dimana kolaborasi semacam ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam upaya bersama menghapus stunting dari Indonesia," ujar Hasto.

Rizki Imam Ardhi, Sales Director Sarihusada menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam memperluas jangkauan edukasi dan layanan nutrisi ke masyarakat. Pihaknya berkomitmen untuk memastikan kecukupan nutrisi anak bangsa dan secara aktif berkontribusi dalam pencegahan stunting.

"Pada kegiatan ini kami melakukan skrining dan pemberian edukasi nutrisi sebagai kampanye Generasi Maju Bebas Stunting. Kami ingin terus membantu orang tua memahami pentingnya tiga langkah sederhana: memantau pertumbuhan anak, berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, dan memberikan nutrisi yang tepat, sebagai upaya konkret mencegah stunting,” jelas Rizki.

Senada dengannya, Founder & CEO K-24 Group, Gideon Hartono mengatakan peran retailer seperti apotek dapat menjadi garda terdepan dalam memperluas akses informasi kesehatan bagi keluarga Indonesia. 

"Kami ingin hadir bukan hanya sebagai tempat memperoleh obat, tetapi juga sebagai mitra kesehatan keluarga Indonesia. Karena itu, kami menginisiasi Festival Sehat Ceria si Kecil, sebuah kegiatan edukasi untuk meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pentingnya deteksi dini tumbuh kembang serta pemenuhan gizi seimbang dalam mencegah stunting," katanya.

Kegiatan tersebut sekaligus menjadi awal dari rangkaian pendampingan dan pemberian bantuan bagi anak-anak yang membutuhkan, agar tumbuh kembangnya dapat dipantau secara berkelanjutan. Dia percaya bahwa upaya pencegahan stunting memerlukan kolaborasi.

"Kami menggandeng Sarihusada, karena kami memiliki kesamaan visi dalam mendukung tumbuh kembang anak Indonesia. Kami ingin memastikan bahwa setiap upaya yang kami lakukan benar-benar memberikan dampak bagi keluarga Indonesia, dan berkontribusi dalam mewujudkan generasi yang tumbuh sehat, kuat, dan bebas stunting,” tutur Gideon.

Dokter Spesialis Anak dari RS Bethesda Jogja, Devie Kristiani menekankan bahwa edukasi langsung kepada orang tua merupakan langkah strategis untuk mempercepat pencegahan stunting di tingkat keluarga. “Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang dampaknya tidak hanya pada tinggi badan, tetapi juga perkembanganotak, kemampuan belajar, dan produktivitas di masa depan," katanya.

Untuk itu, lanjut Devie, pencegahan dan deteksi dini menjadi hal yang krusial untuk dilakukan. Langkah pertama adalah melakukan pemantauan tinggi dan berat badan anak secara rutin, lalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk memastikan tumbuh kembangnya sesuai usia.

"Deteksi dini menjadi kunci agar kondisi gizi anak dapat segera diintervensi sebelum terlambat. Kegiatan seperti ini penting karena memberikan ruang bagi orang tua untuk belajar dan memahami bahwa setiap langkah kecil dalam menjaga tumbuh kembang anak sangat berarti bagi masa depan mereka," katanya.

Melengkapi kolaborasi ini, Angelia Susanto, Healthcare Nutrition Marketing & Strategy Director Sarihusada, menjelaskan bahwa kegiatan di Jogja merupakan bagian dari perluasan jangkauan kampanye edukasi 3 Langkah Maju, yang telah diluncurkan sejak 2023 dan menjadi bagian dari gerakan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS). Melalui kampanye 3 Langkah Maju, pihaknya ingin membantu para orang tua memahami bahwa pencegahan stunting bisa dimulai dari rumah.

"Tahun ini, kami telah menjangkau puluhan ribu ibu dan anak di Indonesia dalam kegiatan edukasi dan skrining yang kami lakukan di berbagai kota. Kami harapkan semakin banyak keluarga yang memiliki pengetahuan dan mengenal gejala kekurangan gizi dan stunting. Dengan begitu orang tua bisa segera berkonsultasi ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan solusi nutrisi yang tepat," ujar Angelia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|