Kurangi Impor Bensin, RI Budidaya Tanaman Ini di Jawa-Merauke

10 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pemerintah akan memanfaatkan sumber tanaman tebu sebagai salah satu bahan pencampur bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin.

Pemanfaatan tanaman tebu, sebagai upaya pemerintah mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) atau bensin.

Bahlil mengatakan, pemerintah akan memanfaatkan tebu untuk bisa diproduksi dalam negeri menjadi bioetanol di wilayah Jawa dan wilayah Merauke. Tidak lain, hal itu didorong untuk mencapai ketahanan energi sesuai dengan visi pemerintahan dalam waktu 5 tahun mendatang.

"Kemudian etanolnya itu dari tanaman tebu. Nah salah satu diantaranya akan kita buat di Jawa maupun di Merauke. Supaya betul-betul pembaurannya itu dilakukan semuanya dalam negeri. Itu untuk menyangkut dengan peta jalan," bebernya dalam Konferensi Pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/1/2025).

Selain itu, Indonesia juga disebutkan akan mendorong produksi biodiesel sebagai bahan campuran BBM jenis solar. Salah satu bahan bakar untuk pembuatan biodiesel tersebut adalah metanol.

Nah, Bahlil juga menyebutkan pemerintah akan membangun pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur.

"Sekarang sudah kita B40 2025, ke depan akan menjadi B50. Sudah barang tentu dalam campurannya itu ada membutuhkan metanol dan etanol. Contoh metanol di B40 kita butuh 2,3 juta ton. Arahan Bapak Presiden itu langsung juga kita bangun dalam negeri. Itu kita akan bangun di Bojonegoro. Bahan bakunya dari gas," katanya.

Yang jelas, kata Bahlil, pembangunan pabrik metanol dalam negeri juga sebagai sebagai upaya pemerintah dalam mencapai target ketahanan energi dalam negeri. Bahkan, pihaknya sudah melakukan pemetaan mengenai ketahanan energi itu.

"Kita sudah memetakan, menyangkut dengan energi. Arahan Bapak Presiden itu kan kita mendorong kepada kedaulatan energi. Sambil kita memacu lifting minyak kita, salah satu strateginya adalah kita mempergunakan biodiesel dengan mempergunakan CPO (crude palm oil)," tambahnya.

Masih soal ketahanan energi, Bahlil bilang, selain bakal membangun pabrik metanol, pihaknya akan membangun pabrik Liquefied Petroleum Gas (LPG) dengan menggunakan gas jenis Propane (C3) dan Butane (C4) dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun.

"Arahan Bapak Presiden adalah bagaimana mempercepat proses mengurangi impor. Nah caranya adalah kita membangun LPG dengan mempergunakan gas C3-C4. Kurang lebih sekitar 1,7 juta ton yang sudah ada," tandasnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Data Tumpang Tindih, Skema Subsidi BBM Belum Meluncur

Next Article Video: Penasehat Energi Prabowo Ungkap Soal Alternatif BBM

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|