Lagi, Anggota TNI Tewas Akibat Ulah Senior Arogan

5 hours ago 2

Lagi, Anggota TNI Tewas Akibat Ulah Senior Arogan Foto ilustrasi prajurit TNI. / Freepik

Harianjogja.com, GOWA—Kejadian arogansi senior TNI terhadap juniornya terus menelan korban jiwa. Setelah Prada Lucky dari Kodim 1627 Rote Ndao tewas akibat kekejaman seniornya, terbaru Prada HMN dari Barak Baterai C Yonarhanud 4/Arakata Akasa Yudha, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan bernasib serupa.

Peristiwa ini menambah daftar panjang, meninggalnya anggota TNI bukan karena tugas kenegaraan, melainkan akibat kekonyolan seniornya. Tim penyidik Polisi Militer Kodam (Pomdam) XIV/Hasanuddin telah memproses dan menahan tiga orang tentara atas dugaan penganiayaan juniornya Prajurit Dua (Prada) HMN hingga tewas saat bertugas di Barak Baterai C Yonarhanud 4/Arakata Akasa Yudha, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.  

"Sudah ada diperiksa tiga orang [terduga pelaku]. Sekarang masih didalami penyelidikan dan masih saksi," ujar Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV Hasanuddin Kolonel (Kav) Budi Wirman dilansir Antara, Kamis (6/11/2025). 

Tiga terduga pelaku tersebut diketahui senior korban dengan inisial Prada AG, Prada WE, dan Prada FL. Ketiganya, kini menjalani proses pemeriksaan serta penahanan guna pembuktian atas dugaan perbuatan penganiayaan mengakibatkan korban meninggal dunia.

"Belum [tersangka], sekarang masih masa pemeriksaan dan ditangani sementara di POM. Mulai diperiksa kalau saya tidak salah setelah kejadian itu," ujarnya. 

Mantan pejabat Atase Pertahanan RI di Islamabad Pakistan ini menegaskan, sejauh ini penyidik Polisi Militer telah memeriksa sejumlah saksi termasuk tiga prajurit TNI AD tersebut sebagai terduga pelaku. 

"Tiga orang in masih kita dalami [keterlibatannya] sampai sekarang, sekarang sudah ditahan di POM," ujar perwira TNI Angkatan Darat ini.  

Dalam proses pemeriksaan itu apakah nantinya ada penetapan tersangka serta ada penambahan terduga pelaku penganiayaan, kata dia, bukan ranahnya memberikan keterangan, begitu pula hasil otopsi belum diketahui hasilnya, sebab itu wewenang penyidik POM Kodam. 

"Untuk ini saya nggak bisa [soal penetapan status] ngasih keterangan pasti, karena ini kewenangan Pomdam soal penyidikan. Tapi, namanya penyidikan, semuanya bisa berkembang. Soal otopsi kita belum tahu, karena semua masih diolah tim penyidik dari POM," ujarnya.

Namun demikian, pihaknya memastikan seluruh proses pemeriksaan dilakukan secara transparan dan profesional termasuk proses hukumnya yang bisa mengarah kepada tindak pidana.  
 
"Secara hukum begitu. Intinya, sekarang sedang didalami, karena kalau memang ada kemungkinan mengarah ke pidana atau bersifat penganiayaan, pasti diproses sesuai hukum yang berlaku," ucapnya. 

Atas kejadian ini, Pimpinan Kodam XIV/Hasanuddin telah memberikan dukungan moril kepada keluarga korban termasuk pendampingan dalam persoalan itu, serta terus memonitor perkembangannya agar proses berjalan terbuka dan transparan.

Ditemukan di Kamar Mandi

Sebelumnya, korban Prada HMN ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mandi Barak Baterai C Yonarhanud 4/AAY, Kabupaten Gowa, Sulsel pada Sabtu sore, (11/10). Korban sempat mendapatkan penanganan medis di klinik barak, lalu dirujuk ke RSUD Syekh Yusuf, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia. 

Prada HMN diketahui baru lulus Sekolah Pendidikan Pertama (Tamtama) TNI AD pada 2024, dan bertugas di Batalyon Arhanud 4/AAY. Kematian korban tersebut tidak diterima pihak keluarga karena ada kejanggalan, selanjutnya melapor ke Pomdam XIV Hasanuddin dengan nomor laporan STLL/22/X/2025/Lidpamfik. 

"Kami sangat berharap sekali agar kiranya pihak polisi militer, penyidik khususnya yang menangani kasus ini bisa memberikan penjelasan tentang atau hasil otopsi adik kami," harap Talha yang juga perwakilan keluarga korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|