Laju Inflasi di Gunungkidul Dinilai Masih Aman

2 hours ago 2

Laju Inflasi di Gunungkidul Dinilai Masih Aman Kepala Sub Bagian Umum, BPS Gunungkidul, Retno Widiyanti saat memaparkan laju pertumbuhan inflasi di Kabupaten Gunungkidul di Kantor BPS di Kalurahan Baleharjo, Wonosari. Senin (3/11/2025). - Harian Jogja/David Kurniawan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPS Gunungkidul mencatat inflasi di Bumi Handayani hingga akhir Oktober sebesar 1,86%. Angka ini dinilai masih aman karena ada batas toleransi di 2025 hingga mencapai 3,5%.

Statistik Ahli Pertama, BPS Gunungkidul Ardiyas Munsyianta mengatakan, inflasi masih terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini terlihat dari kajian yang dilakukan karena sejak awal tahun hingga akhir Oktober tercatat inflasi mencapai 1,86%.

Menurut dia, kondisi tersebut bukan menjadi masalah karena ada batas toleransi laju inflasi hingga 3,5%. “Untuk inflasi years on years Oktober juga bukan masalah karena ada di angka 2,61% atau masih di bawah batas toleransi yang ditetapkan,” kata Diyas, Senin (3/11/2025).

Dia menjelaskan, komoditas yang menyumbang inflasi Y-on-Y Oktober 2025 di antaranya emas perhiasan, beras, kelapa, cabai merah, rokok, bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras. Adapun penyumbang deflasi dalam periode yang sama di antaranya bawang putih, kangkung, Nangka muda, cabai rawit hingga kentang.

“Kalau dilihat dari pengeluaran, maka angka terbesar inflasi disumbang kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 1,40%,” katanya.

Menurut Diyas, perhitungan inflasi terus dilakukan setiap bulan, yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di Masyarakat. “Pasti tiap bulannya ada perhitungan inflasi mengacu pada indikator yang telah ditentukan dari pusat,” katanya.

Dia optimistis, laju inflasi di Kabupaten Gunungkidul masih akan terkendali. Di dua bulan terakhir di 2025 masih akan terjadi inflasi, namun pertumbuhannya masih seperti bulan-bulan sebelumnya karena kencenderungan harga yang masih fluktuatif.

“Dua bulan terakhir diprediksi masih akan terjadi inflasi, tapi secara akumulasi tidak akan sampai di 3,5%. Jadi, masih dalam batas aman,” katanya.

Kepala Sub Bagian Umum, BPS Gunungkidul, Retno Widiyanti menambahkan, inflasi tidak hanya terjadi pada Month to Month (M-to-M) Oktober sebesar 0,28% dibandingkan yang terjadi pada September. Menurut dia, kelompok makanan minuman dan tembakau menjadi penymumbang terbesar terjadinya inflasi dengan andil 0.18%.

“Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah cabai merah, telur ayam ras dan beras,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|