Libur Panjang Berdampak Kenaikan 28 Persen Wisatawan di Sleman

3 hours ago 12

Libur Panjang Berdampak Kenaikan 28 Persen Wisatawan di Sleman Kendaraan mengantre masuk ke dalam kawasan wisata Kaliurang, Sleman. - Harian Jogja/DOk.

Harianjogja.com, SLEMAN—Kunjungan wisatawan selama delapan bulan terakhir di Sleman mengalami kenaikan 28,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan itu dipicu oleh banyaknya libur panjang di semester pertama tahun 2025.

Kepala Bidang Pemasaran Dispar Sleman, Kus Endarto, mengatakan ada 6.611.593 wisatawan yang berkunjung di Bumi Sembada dari awal tahun hingga Agustus 2025. Kunjungan ini didominasi wisatawan nusantara sebanyak 96,24% atau 6.362.711 orang.

Adapun persebaran asal wisatawan nusantara paling banyak dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Daerah Khusus Jakarta, dan Banten. “Kalau destinasi favorit wisatawan masih sama ada Candi Prambanan, Kaliurang, dan Ibarbo Park,” kata Kus dihubungi, Senin (15/9/2025).

Kus menjelaskan ada sejumlah faktor pendorong kenaikan tersebut. Di antaranya banyaknya libur panjang pada semester pertama tahun 2025.

BACA JUGA: 2 Kalurahan Gunungkidul Belum Bisa Cairkan Dana Desa Termin Kedua

Libur panjang itu masih didukung oleh kemudahan aksesibilitas menuju ke DIY mengingat beberapa ruas jalan tol yang telah rampung dikerjakan. Jarak tempuh ke DIY dari sejumlah daerah menjadi lebih singkat.

“Biaya akomodasi menjadi berkurang kan. Makanya dominasi kunjungan dari Pulau Jawa. Fenomena ini yang menjelaskan mengapa jumlah kunjungan tinggi, tapi Tingkat hunian hotel relatif rendah,” katanya.

Ketua BPC PHRI Sleman, Andhu Pakerti, menambahkan tol memang bisa memangkas durasi kunjungan. Wisatawan tidak perlu seharian berada di DIY. Mereka bisa pulang pergi kurang dari satu tahun.

Dampaknya penginapan yang menjamur di Sleman berpotensi mengalami penurunan tingkat hunian. Apalagi target pasar tersebut adalah keluarga. Kekhawatiran ini dipahami betul pelaku usaha sektor perhotelan dan restoran.

Andhu mengaku justru tertantang untuk merancang siasat atas perubahan tren perjalanan dan kondisi ekonomi saat ini. Hal ini menjadi kesempatan untuk berinovasi dan beradaptasi.

BACA JUGA: BNPB Ingatkan Banjir Bali Bisa Terulang

PHRI telah menjalin kolaborasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan pemasaran. Kolaborasi dilakukan dengan berbagai pihak, seperti Association Of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA), IKM dan UMKM yang dapat menawarkan produk unggulan, hingga dengan pemerintahan untuk membuat paket-paket lokal berbasis budaya yang menarik.

Kebersihan dan standar kesehatan serta pelatihan hygine sanitasi pangan juga diberikan kepada karyawan untuk memastikan keamanan pangan dan kenyamanan tamu. “Pemasaran rutin kami lakukan lewat table top, digital dan travel dialog bersama event organizer terkait,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|