Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengungkapkan tidak memasang target pertumbuhan kredit yang tinggi untuk tahun 2025. Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan alasannya karena likuiditas perbankan cukup menantang tahun ini.
"Lebih karena likuiditinya. Jadi bukan karena apa-apa, tahun ini likuiditinya masih ketat, kita lihat market masih berat," ujarnya saat ditemui di GBK Senayan Jakarta, dikutip Senin (10/2).
Nixon mengungkapkan, BTN telah meluncurkan layanan produk baru khusus segmen perumahan yang bernama Bale by BTN. Melalui produk tersebut BTN menargetkan 4-5 juta pengguna hingga akhir tahun ini.
Harapannya, hal itu dapat menarik lebih banyak dana murah ritel secara berkelanjutan dan juga mempermudah nasabah untuk memenuhi kebutuhannya secara digital.
"Bale sudah tersambung dengan dua juta user hanya dalam waktu satu tahun, dan pada tahun 2025 diharapkan bisa didorong ke angka empat hingga lima juta user," ucapnya.
Dengan meningkatnya kenyamanan nasabah dalam bertransaksi digital, kata dia, diharapkan akan membantu peningkatan dana pihak ketiga (DPK) ritel serta pendapatan berbasis biaya (fee-based income).
"Jadi mengurangi juga proses waktu yang bolak-balik-bolak balik. Jadi reducing time, jadi easy, asal lengkap, benar, nanti datanya di-upload gitu ya, dan jadi orang dapat universitas lah. Jadi kita harapkan juga mempercepat proses pencairan kredit," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi mengatakan, hingga saat ini jumlah user Bale by BTN diproyeksikan mencapai 3,6 juta, dengan volume transaksi mencapai Rp8 triliun per bulan. Setiap bulannya, BTN mendapatkan 125.000 pengguna baru Bale by BTN.
"Jadi ini angka yang cukup besar juga, dan kita optimis bahwa di tahun-tahun mendatang kita akan lebih banyak lagi orang yang akan mengajukan kredit lewat bale," pungkasnya.
Pada akhir Desember 2024, BTN mencatat peningkatan hampir 43% year-on-year (yoy) di saldo tabungan menjadi Rp16,76 triliun dari sebelumnya Rp11,66 triliun. Sementara itu, saldo eDepo melonjak 103,84% yoy menjadi Rp5,3 triliun dari sebelumnya Rp2,6 triliun. Sedangkan saldo merchant naik 58,6% yoy menjadi Rp2,49 triliun dari sebelumnya Rp1,57 triliun.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BTN Bakal Caplok 100% Saham Bank Victoria Syariah
Next Article Prabowo 2 Bulan Jadi Presiden, BTN Salurkan KPR Nyaris 29 Ribu Unit