Luhut Lapor Prabowo Efek Kebijakan Trump ke RI, Ini Isi Lengkapnya!

2 months ago 31

Jakarta, CNBC Indonesia - Jajaran Dewan Ekonomi Nasional memberikan laporan hasil analisis dan rekomendasi kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (7/2/2025). .

Dalam rapat itu terlihat dihadiri oleh Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan, serta para anggotanya seperti Chatib Basri, Septian Hario Seto, Firman Hidayat, dan Arief Anshory Yusuf.

Chatib Basri mengungkapkan kebijakan di Amerika Serikat saat ini masih dihantui ketidakpastian. Terlebih belum semua pos menteri pemerintahan Trump terisi.

Namun dari dinamika itu, DEN menyoroti kebijakan deportasi yang dilakukan Presiden Trump, terhadap kelompok yang disebut undocumented atau pekerja yang tak memiliki dokumen resmi. Dimana banyak pekerja "kerah biru" atau tanpa keahlian khusus diisi oleh pekerja tanpa dokumen.

"Jadi kalau ini kemudian dipulangkan maka posisi ini harus digantikan oleh orang yang dengan tingkat upah yang lebih tinggi. Sehingga risikonya itu adalah inflasi di Amerika akan naik," katanya, dikutip Jumat (7/2/2025).

Inflasi tinggi akan membuat suku bunga acuan AS sulit turun lebih cepat atau bahkan bergerak sebaliknya. Dampaknya ruang moneter dan fiskal akan menjadi terbatas.

Anggota DEN memberikan Keterangan Pers Usai Rapat Bareng Presiden Prabowo Subianto Di Istana, Kamis (6/2/2024). Terdiri dari Chatib Basri, Septian Hario Seto, Firman Hidayat, Arief Anshory Yusuf. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)Foto: Anggota DEN memberikan Keterangan Pers Usai Rapat Bareng Presiden Prabowo Subianto Di Istana, Kamis (6/2/2024). Terdiri dari Chatib Basri, Septian Hario Seto, Firman Hidayat, Arief Anshory Yusuf. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Maka dari itu, pemerintah harus melakukan reformasi struktural. Mulai dari penyederhanaan izin, perbaikan iklim investasi, hingga implementasi dari GovTech yang dipercepat.

"Karena kalau misalnya digitalisasi dilakukan itu proses dari bureaucratic hurdles-nya itu akan bisa diatasi. Jadi langkah-langkah seperti ini yang tadi kami bahas dan Bapak Presiden mendukung sepenuhnya untuk perbaikan iklim investasi," katanya.

Tidak hanya itu, DEN juga menyoroti kebijakan tarif impor baru Amerika Serikat hingga perang dagang dengan China. Dengan adanya kebijakan itu, maka ada kemungkinan basis produksi dari negara China yang berorientasi ekspor ke Amerika Serikat dapat bergeser ke negara lain, termasuk Indonesia.

Diketahui, Amerika Serikat resmi menerapkan tarif impor baru kepada Kanada, Meksiko dan China setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Sabtu lalu. Perintah eksekutif tersebut menetapkan tarif 25% untuk barang impor Kanada dan Meksiko serta 10% untuk China.

Saat ini AS belum menerapkan tarif terhadap barang impor dari Indonesia. Namun Chatib menjelaskan dari kebijakan itu dapat menguntungkan Indonesia.

"Bukan tidak mungkin basis produksi akan berpindah dari Cina ke negara-negara yang tidak dikenakan import tariff. Salah satunya Indonesia," kata Chatib.

Menurutnya ini kesempatan Indonesia untuk memanfaatkan investasi dari relokasi yang dilakukan perusahaan dengan basis produksi di China dengan tujuan ekspor ke Amerika Serikat.

Sehingga ia menyampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk segera melakukan perbaikan iklim investasi, menerapkan konsistensi dari kebijakan, hingga kepastian berusaha. Jika hal ini dilakukan maka akan membuat posisi Indonesia diuntungkan, meski saingan ada saingan terbesar RI yakni Vietnam.

"Karena ada relokasi dari basis produksi dari China kepada Vietnam dan mungkin kalau dari Vietnam nanti terlalu penuh, akan lari kepada Indonesia. Jadi ada semacam simulasi yang dilakukan, dari perhitungan itu menguntungkan Indonesia. Tapi syaratnya melakukan reform," katanya.

Selain itu menurut Chatib semua sektor industri yang berbasis di China dengan tujuan ekspor ke AS berpeluang masuk ke Indonesia. Sebabnya kenaikan tarif 10% itu cukup menggerus marjin keuntungan dari perusahaan.

Untuk itu DEN memberikan usulan kepada pemerintah untuk mempercepat implementasi GovTech untuk memperbaiki iklim investasi.

Bukti Nyata Efek Perang Dagang AS-China?

Dalam kesempatan yang sama, Anggota DEN Septian Hario Seto mengungkapkan dalam satu bulan terakhir sudah melihat dampak nyata dari relokasi ini. Menurutnya ada satu pabrikan dari yang melakukan relokasi di kawasan Jawa Barat.

"Ada satu yang kemarin saya dilaporkan melakukan groundbreaking, pabrik di Jawa Barat. Itu dengan ekspor 100% ke Amerika Serikat. Jadi ini sudah ada trennya kelihatan," kata Seto.

Hanya saja Seto belum mau membeberkan asal perusahaan tersebut. "Saya gak bisa mention, tapi perusahaan Asia," sebutnya.

Namun menurutnya Indonesia masih tetap harus membutuhkan kerja keras untuk melakukan perbaikan iklim investasi. Supaya makin banyak perusahaan yang melakukan relokasi ke Indonesia.


(emy/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Tolak Usulan Trump Untuk Menampung Warga Gaza, Ini Alasannya

Next Article Diketuai Luhut, Prabowo Hidupkan Kembali Dewan Ekonomi Nasional

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|