Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah masyarakat miskin di Indonesia kini hanya sebesar 24,06 juta orang, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dari hasil Survei Ekonomi Nasional (Susenas) September 2024, yang dirilis pada 15 Januari 2025. Jumlah masyarakat miskin yang setara 8,57% dari total penduduk Indonesia itu turun bila dibandingkan catatan pada Maret 2024 yang sebanyak 25,22 juta orang miskin dengan persentase sebesar 9,03% dari total penduduk di Indonesia.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, profil masyarakat miskin ini mayoritas terdiri dari keluarga miskin yang kepala rumah tangganya bekerja di sektor pertanian dengan status pekerjaan informal.
"Jadi terdapat 47,34% rumah tangga miskin yang kepala rumah tangganya ini bekerja di sektor pertanian. Kemudian kalau kita lihat dari segi sektor informal dan formal, maka persentase rumah tangga miskin yang kepala rumah tangganya bekerja di informal 61,34%," kata Amalia saat konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu dikutip Sabtu (18/1/2025).
Selain bekerja di sektor pertanian dengan status kerja informal, para kepala rumah tangga miskin ini menurut catatan BPS mayoritas tidak menempuh pendidikan yang tinggi, melainkan hanya sebatas menyelesaikan jenjang pendidikan sampai dengan Sekolah Dasar atau SD.
"Jadi kalau kita lihat dari tingkat pendidikan kepala rumah tangganya maka sebagian besar kepala rumah tangga miskin berpendidikan rendah, yaitu tamat SD atau tidak tamat SD dan ini porsinya sebesar 64,15%," ucap Amalia.
"Dari gambaran ini, maka secara umum rumah tangga miskin di Indonesia didominasi mereka yang kepala rumah tangganya bekerja di lapangan usaha pertanian dan status pekerjaannya informal serta pendidikan kepala rumah tangganya SD ke bawah," tegasnya.
Foto: Aktifitas kegiatan penghuni Rusun Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (25/6). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Aktifitas kegiatan penghuni Rusun Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (25/6). Sejumlah 10 blok penghuni Rusun Penjaringan di relokasikan ke Rusun Buaya karena rusun tersebut merupakan bangunan lama. Warga yang terkena revitalisasi ini sekitar 600 KK atau 4.160 warga, direlokasi ke Rusunawa Rawa Buaya. Proses relokasi dilakukan berthan hingga batas terakhir para penghuni rusunawa sampai 07 Juli 2019. Menurut warga sekitar pihak pemprov membebaskan masyarakat umum untuk menyewa rusun itu. Hal itu tertuang dalam Pergub No 55 tahun 2018 jo Pergub No 29 tahun 2019. Dalam aturan itu, masyarakat umum berpenghasilan Rp 2,5 - 4,5 juta perbulan nantinya akan dibebankan tarif Rp 765 ribu diluar tagihan listrik dan air. Sedangkan untuk masyarakat terprogram (relokasi) akan dibebankan tarif Rp 505 ribu diluar tagihan listrik dan air. Sebelumnya mereka menyewa di rusunawa ini seharga Rp 50.000. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sebagai informasi tambahan, pada September 2024, rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp2.803.590,00/rumah tangga miskin/bulan.
Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin. Secara rata rata, Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin itu naik sebesar 0,62% dibanding kondisi Maret 2024 yang sebesar Rp 2.786.415,00/bulan.
Untuk lokasinya, berdasarkan pulau jumlah penduduk miskin terkonsentrasi di Jawa sebanyak 12,62 juta orang atau sekitar 52,45% dari total penduduk miskin di Indonesia berlokasi di Jawa.
Urutan kedua jumlah penduduk miskin berlokasi di Sumatera sebanyak 5,25 juta orang dengan persentase sebesar 21,82% dari total penduduk miskin, lalu di Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 1,94 juta atau setara 8,06%, Sulawesi sebanyak 1,88 juta atau setara 7,82%, Maluku dan Papua 1,46 juta atau setara 6,07%, dan terendah di Kalimantan 910 ribu orang atau setara 3,78%.
Sementara itu, berdasarkan provinsinya, jumlah penduduk miskin berdasarkan data per September 2024 paling banyak di Jawa Timur sebanyak 3,89 juta orang, Jawa Barat dengan total 3,66 juta orang, Jawa Tengah sebanyak 3,39 juta orang, dan Nusa Tenggara Timur 1,10 juta orang.
Paling sedikit ada di Kalimantan Utara yang hanya mencapai 41,11 ribu orang, Kepulauan Bangka Belitung sejumlah 78,58 ribu, Maluku Utara yang sebanyak 79,69 ribu, dan Papua Barat Daya sejumlah 96,81 ribu orang.
(wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: RI Cetak Surplus Neraca Dagang USD 2,24 Miliar di Desember 2024
Next Article Data Kemiskinan RI Masih Pakai Format Lama, Beda dari Bank Dunia!