Mau Cepat Kaya? Simak Nasihat Robert Kiyosaki, tapi...

8 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad, Poor Dad, dikenal selalu memberi saran unik terkait investasi dan kekayaan. Banyak di antara audiensnya merupakan milenial dan gen z yang ingin cepat kaya.

Dilansir Go Banking Rates, sebagian dari saran tersebut memang terbukti berguna dan memberi dampak positif. Namun, ada juga yang dinilai tidak cocok bagi semua orang dan perlu disikapi dengan hati-hati.

Salah satu nasihat paling terkenal dari Kiyosaki berbunyi, "Orang kaya tidak bekerja demi uang. Mereka membuat uang bekerja untuk mereka." Pandangan ini mengubah cara pandang banyak orang bahwa uang bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk meraih kebebasan finansial.

CEO dan pendiri Real Entrepreneur Women, Sophie Musumeci, menyebut ajaran Kiyosaki ini sebagai titik balik dalam hidupnya. "Mayoritas perempuan yang saya bantu diajari untuk menukar waktu dengan uang - itu melelahkan dan membatasi," ujarnya.

Menurut Musumeci, penting bagi kelas menengah untuk membangun aset, bukan sekadar pendapatan. Perubahan pola pikir ini disebut sebagai langkah awal menuju kemandirian finansial yang sesungguhnya.

Nasihat lain yang kontroversial datang dari pernyataan Kiyosaki bahwa rumah bukanlah aset. Meskipun rumah dapat meningkatkan kekayaan secara nilai, Kiyosaki berpendapat rumah pribadi tidak menghasilkan pendapatan dan karenanya tak bisa disebut aset sejati.

Neal K. Shah, Chairman di Counterforce Health, menyebut pandangan ini sebagai kritik yang perlu terhadap kebijaksanaan konvensional. "Jika aset harus menghasilkan pendapatan, dan liabilitas justru menguranginya, maka banyak keluarga sebenarnya lebih miskin dari yang mereka kira," kata Shah.

Namun tidak semua pandangan Kiyosaki bisa diterima begitu saja. Salah satunya adalah klaim bahwa "kaya dan miskin ditentukan karena pelajaran uang diajarkan di rumah, bukan di sekolah."

Kiyosaki menilai bahwa keluarga adalah sumber utama pemahaman finansial, dan untuk berubah, seseorang harus belajar dari pengalaman menggunakan utang. Namun, Musumeci mengingatkan bahwa tidak semua orang siap mengambil risiko tersebut.

"Memang benar bahwa utang bisa menjadi alat yang kuat di tangan yang tepat, tapi ini bukan solusi serba cocok untuk semua orang," jelas Musumeci. Ia menekankan pentingnya edukasi dan pendampingan, terutama bagi perempuan yang sedang membangun kembali kestabilan finansialnya.

Bagi Musumeci, kunci dari mengikuti nasihat Kiyosaki adalah kebijaksanaan dalam menerapkannya. "Prinsip-prinsip Kiyosaki sangat kuat, tapi harus dijalankan dengan strategi, dukungan, dan sesuai dengan fase kehidupan yang tepat," ujarnya.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Masa Depan Ekosistem Kripto Indonesia

Next Article Auto Kaya di 2025, Ini 7 Mindset Ala Robert Kiyosaki

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|