Efek ChatGPT: Hujan Duit di Saham-Saham Ini

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia — Perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) OpenAI bikin geger pasar modal global. Ambisi besar perusahaan di sektor komputasi awan (cloud) membuat saham raksasa teknologi, termasuk Oracle, Microsoft, Nvidia, hingga Broadcom, melesat tajam.

Mengutip CNBC.com, Minggu (14/9/2025), dalam laporan keuangan terbarunya, Oracle mengungkapkan telah mengantongi kontrak multinasional bernilai jumbo. Salah satunya berasal dari OpenAI, yang sepakat membangun kapasitas pusat data (data center) sebesar 4,5 gigawatt di Amerika Serikat. CNBC mengonfirmasi kabar bahwa OpenAI akan menggelontorkan belanja komputasi hingga US$300 miliar atau setara Rp4.922 triliun (kurs Rp 16.410) dalam kurun lima tahun mulai 2027.

Euforia itu langsung tercermin di bursa. Saham Oracle sempat melonjak 36% pada Rabu (10/9), reli terbesar sejak 1992. Namun, reli cepat itu juga dibayangi kekhawatiran. Pasalnya, analis menilai backlog Oracle kini sangat bergantung pada satu pelanggan, yakni OpenAI. Setelah reli, saham Oracle kembali tertekan lebih dari 10% dalam dua hari.

Tidak hanya Oracle, saham Broadcom juga sempat meroket hampir 10% usai mengumumkan kesepakatan pembuatan prosesor kustom senilai US$10 miliar untuk pelanggan yang disebut analis sebagai OpenAI. Di sisi lain, Nvidia ikut diuntungkan karena chip grafis (GPU) buatannya menjadi tulang punggung komputasi AI.

Microsoft, yang sudah menanam lebih dari US$13 miliar ke OpenAI sejak 2019, juga terus mengeruk keuntungan dari kerja sama erat dengan sang unicorn AI tersebut.

Menurut catatan, keempat perusahaan teknologi ini berhasil menambah kapitalisasi pasar gabungan lebih dari US$4,5 triliun sejak OpenAI memperkenalkan ChatGPT pada akhir 2022. Lonjakan inilah yang ikut mendorong indeks Nasdaq dan S&P 500 kembali mencetak rekor.

Meski demikian, sejumlah pihak tetap skeptis. "OpenAI masih perusahaan bakar duit dengan status unik: dimiliki yayasan nonprofit dan dibatasi untuk menggalang modal," ujar analis D.A. Davidson, Gil Luria.

Saat ini valuasi OpenAI diperkirakan menembus US$500 miliar, dengan target pendapatan tahunan melonjak dari US$10 miliar menjadi US$125 miliar pada 2029. Perusahaan juga sedang memfinalisasi restrukturisasi menjadi public benefit corporation demi mengamankan pendanaan baru sebesar US$40 miliar.

Namun, pertanyaan besar masih menggantung: mampukah ambisi jumbo OpenAI menopang reli saham teknologi, atau justru memicu gelembung baru di pasar modal global?


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS-China Tunda Perang Tarif, Saham Teknologi Global Menghijau

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|