Media Asing Tiba-Tiba Sorot Nuklir di RI, Ada Apa?

1 week ago 15

Jakarta, CNBC Indonesia - Media asing tiba-tiba menyoroti nuklir di RI. Salah satunya dilakukan laman Prancis, AFP.

Media itu memuat artikel berjudul "Nuclear Option: Indonesia Seeks to Grow Energy, Cut Emissions". Disebutkan bagaimana RI tengah memikirkan pengembangan nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi warganya sekaligus memangkas emisi.

"Indonesia berharap penggunaan nuklir dapat membantunya memenuhi permintaan energi yang melonjak sekaligus mengendalikan emisi, tetapi menghadapi tantangan serius terhadap tujuannya untuk membangun reaktor modular kecil pertama pada tahun 2032," tulis laman itu, dimuat Selasa (27/5/2025).

"Eksperimen pertamanya dengan energi nuklir dimulai pada Februari 1965, ketika Presiden Sukarno saat itu meresmikan reaktor uji," muat AFP lagi.

"Enam puluh tahun kemudian, ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini memiliki tiga reaktor riset tetapi tidak memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir untuk listrik."

Disinggung pula janji Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan keamanan energi sambil menghilangkan pembangkit listrik bertenaga batu bara dalam waktu 15 tahun. Ditulis bagaimana reaktor di Kalimantan akan dibangun pada tahun 2030 atau 2032.

"Batubara menyumbang sekitar dua pertiga pembangkit listrik di Indonesia, yang menargetkan nol emisi pada tahun 2050," tulis laman tersebut lagi.

"Pemerintah menginginkan 40-54GW dari 400GW yang diproyeksikan akan dihasilkan secara nasional pada tahun 2060 berasal dari tenaga nuklir," tambahnya.

Meskipun begitu, keinginan pembangunan nuklir ini, kemudian dikaitkan dengan gempa bumi dan tsunami. Ini dipicu bencana Fukushima di Jepang telah menghambat kemajuan nuklir di beberapa bagian Asia.

Dimasukkan komentar peneliti lokal soal zona-zona bencana di RI. Disinggung bagaimana Jawa Utara, Sumatera Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dianggap sebagai zona-zona berisiko rendah.

Sejumlah negara asing juga disebut akan berkolaborasi. Di antaranya Rosatom dari Rusia, CNNC dari China, dan Candu dari Kanada.

"Anak perusahaan ThorCon dari AS di Indonesia saat ini sedang mencari lisensi untuk 'reaktor garam cair' eksperimental," muat AFP lagi.

"Mereka ingin menggunakan galangan kapal untuk membangun reaktor kecil yang akan ditarik ke lokasi pesisir atau lepas pantai dan 'dibebani' ke dasar laut," tegasnya.

"... EDF SA Prancis untuk menjajaki kemungkinan kerja sama."

Skeptis

Sebenarnya laman ini juga memberikan pandangan skeptis soal nuklir. Mengingat tantangannya, yang juga mencakup masalah konektivitas, pembuangan limbah, dan potensi pertentangan dalam negeri.

"Saya akan bergabung dengan orang lain yang skeptis bahwa Indonesia dapat menggunakan tenaga nuklir dalam skala yang signifikan dalam sepuluh tahun ke depan," kata Philips Andrews-Speed, pengamat di Institut Oxford.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Media Asing Sorot Prabowo 2 Periode - Pejabat Meksiko Ditembak

Next Article Media Asing Sorot Indonesia Resmi Masuk BRICS

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|