Menag: Bugis-Makassar Punya Modal Historis sebagai Pusat Keilmuan

2 hours ago 1

Home > News Sunday, 14 Sep 2025, 17:08 WIB

Abad ke-14-16, Bugis Makassar sudah memiliki keunggulan intelektual di Asia Tenggara.

Menteri Agama Nasaruddin Umar. (Kemenag) Menteri Agama Nasaruddin Umar. (Kemenag)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan mimpinya menghidupkan Baitul Hikmah, yakni pusat intelektual di masa keemasan Islam, di kawasan Indonesia Timur.

Menurut Menag, Makassar dan Bugis telah memiliki modal historis yang kuat sebagai pusat keilmuan.

Hal itu disampaikan Menag di hadapan civitas academica Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar saat Tabligh Akbar dalam rangka Dies Natalis ke-69. Menag berharap peradaban Islam bangkit di Indonesia timur dan Makassar sebagai episentrumnya.

“Saya bermimpi sebetulnya, seandainya Darul Hikmah, Baitul Hikmah, bisa hidup kembali di kawasan timur Indonesia ini. Jika kita bisa menjadi episentrum peradaban Islam dunia di masa depan, Makassar akan menjadi kota yang sangat terkenal,” ujar Menag di Makassar, Sabtu (13/9/2025).

Menag mengutip buku Profesor Dennis Lombang yang menyatakan bahwa pada abad ke-14 hingga ke-16, Bugis Makassar sudah memiliki keunggulan intelektual di Asia Tenggara.

Menag juga mengungkap koleksi manuskrip Bugis Makassar yang ada di perpustakaan Leiden, Belanda, adalah yang terbesar. Hal ini menunjukkan kekayaan intelektual yang pernah dimiliki.

“Jika kita ke perpustakaan di Leiden University, kita akan menemukan kavling-kavling yang banyak berisikan manuskrip-manuskrip Bugis. Ini menandakan kita pernah melewati masa yang sangat harum sekali,” ujarnya.

Menurut Menag, sebagai sesama lembaga pendidikan, tidak hanya UIN atau PTKN yang berkewajiban mengembangkan keilmuan Islam, tetapi itu kewajiban semua lembaga pendidikan.

“Tidak hanya PTKN atau UIN yang boleh mengembangkan keilmuan Islam, apapun itu demi perkembangan intelektual harus kita dorong,” tuturnya.

Menag menambahkan, dengan stabilitas ekonomi dan politik, Indonesia, kini menjadi negara yang paling cocok untuk memimpin peradaban Islam modern.

Ia berpendapat bahwa Timur Tengah telah selesai dengan tugasnya melahirkan Islam dan kini tidak lagi memiliki tempat yang kondusif untuk Baitul Hikmah, terutama dengan adanya konflik geopolitik.

“Indonesia memiliki stabilitas ekonomi dan politik yang lebih baik, dengan inflasi terendah di antara negara-negara Muslim dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, kita pasti akan maju,” tandasnya.

Turut mendampingi Menag, Stafsus Menteri Agama bunyamin M Yafid, Rekktor UNHAS Jamaluddin Jompa, Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhanis, Kepala Kanwil Sulsel Ali Yafid, Kepala Kankemenag Maros Muhammad.

Yan Andri

Image

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|