Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan pasar keuangan RI pada awal pekan ini akan diwarnai oleh penantian rilis data neraca dagang yang diproyeksi bisa lanjut surplus.
Merujuk data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Jumat (15/2/2025), rupiah ditutup menguat 0,58% terhadap dolar AS, pada posisi Rp16.255/US$.
Penutupan tersebut berhasil membuat rupiah meninggalkan level Rp16.300 dan menjadi penguatan selama tiga hari beruntun.
Rupiah menguat seiring dengan tekanan indeks dolar AS (DXY) yang kian melandai.
CNBC Indonesia memantau the greenback sudah turun empat hari beruntun ke level 106 dan semakin mendekati level terendah sejak pertengahan Desember 2024.
Sementara itu, pada Senin hari ini (17/2/2025) pergerakan pasar keuangan RI akan dipengaruhi penantian rilis data neraca dagang.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan Indonesia periode Januari 2025 yang diproyeksi masih berada di zona surplus periode Januari 2025.
Namun, surplus akan menyempit karena melemahnya harga komoditas.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari sembilan lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Januari 2025 akan mencapai US$1,78 miliar.
Konsensus juga memperkirakan ekspor akan tumbuh 6,47% (year on year/yoy) dan impor melesat 9,17% (yoy)
Proyeksi surplus Januari 2025 lebih rendah dibandingkan Desember 2024 yang mencapai US$2,24miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 57 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, meskipun rupiah pekan lalu sudah menguat, tren harga masih dalam masa konsolidasi.
Patut diantisipasi pelemahan terdekat ke resistance di Rp16.375/US$ yang didapatkan dari high candle intraday 11 Februari 2025. Sementara, untuk posisi support terdekat atau potensi penguatan yang bisa diuji jangka pendek di Rp16.170/US$, ini didapatkan dari low candle intraday 29 Januari 2025.
Foto: Tradingview
USD/IDR
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tarif Impor Trump Bikin Rupiah Anjlok, Dolar Tembus Rp16.400-an
Next Article Konflik Timur Tengah Masih Panas, Dolar Turun ke Rp 15.615