REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan rencananya untuk mengucurkan dana ke bank daerah usai memberikan dana Rp 200 triliun ke Himpunan Bank Negara (Himbara). Salah satu bank daerah yang dibidik untuk diberikan dana segar adalah Bank Jakarta, BUMD milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Ada satu hal yang saya pikirkan tambahan ya. Kan Jakarta punya Bank Jakarta, saya taruh di Himbara yang Rp 200 triliun, gimana kalau saya tambah beberapa puluh triliun ke Bank Jakarta?" kata Purbaya di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).
Purbaya mengaku, telah menanyakan mengenai rencana itu langsung kepada Gubernur DKI Pramono Anung Wibowo yang berdiri di sampingnya. Dia menilai, Pramono telah menyetujui hal itu.
Meski begitu, ia meminta Bank Jakarta bisa memberikan kepastian agar dana yang dikucurkan itu bisa disalurkan dengan baik. Purbaya tidak ingin dana yang dikucurkan itu tak bisa disalurkan. "Jangan sampai saya kasih duit panik terusnya. Waduh gak bisa nyalurkan," kata Purbaya.
Dia menyatakan, Kemenkeu bakal segera menindaklanjuti rencana tersebut. Tak hanya untuk Bank Jakarta, Purbaya juga akan mengucurkan dana untuk satu bank daerah lainnya di Jawa Timur.
"Kalau 10 triliun, 20 triliun aja, bisa kali ya untuk nyerep ya. Nanti itu akan nyebar ke UMKM dan industri lain di Jakarta maupun di tempat lain. Mungkin itu dari saya," ujar mantan ketua dewan komisioner LPS.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyalurkan dana Rp 200 triliun dari Bank Indonesia ke Himbara. Tiga bank masing-masing mendapatkan Rp 55 triliun, yaitu Bank Mandiri, BRI, dan BNI Rp 55 triliun. Adapun BTN menerima Rp 25 triliun dan BSI Rp 10 triliun.
Di tempat lain, Menkeu Purbaya memastikan, pemerintah pada tahap awal, bakal mengucurkan dana segar sekitar Rp 20 triliun untuk Bank Jakarta dan Bank Jatim. "Kalau Bank Jakarta bisa menyerap, saya tambah beberapa puluh triliun. Mungkin Rp 10 sampai Rp 20 triliun bisa kali ya, biar nyebar ke UMKM dan industri lain," ujarnya.
Dia menjelaskan, penyaluran dana di Himbara berjalan baik dan mulai terserap ke sektor produktif. "Pertumbuhan kredit di Mandiri sudah hampir 11 persen, rebound dari 8 persen. Itu tanda kebijakan Rp 200 triliun mulai berdampak," kata Purbaya.