Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasukkan Rusia, Korea Selatan (Korsel), dan Kanada ke dalam radar calon mitra pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Indonesia. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasukkan Rusia, Korea Selatan (Korsel), dan Kanada ke dalam radar calon mitra pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Indonesia. Wakil Menteri (Wamen) ESDM Yuliot Tanjung menyatakan pemerintah bergerak paralel antara penyiapan regulasi dan penjajakan teknologi agar proyek PLTN berjalan kompetitif dan efisien.
Yuliot menyampaikan pemerintah tengah merampungkan payung regulasi sebelum menentukan mitra strategis. Proses ini menjadi bagian dari langkah geopolitik energi Indonesia untuk memperluas pilihan teknologi sekaligus menjaga kepentingan nasional di tengah dinamika global sektor nuklir.
“Untuk PLTN, kita sedang menyelesaikan regulasinya. Rancangan Keputusan Presiden sudah selesai harmonisasi dan dalam proses pengundangan,” ujar Wamen ESDM di Jakarta, dikutip Sabtu (13/12/2025).
Setelah pengundangan, pemerintah akan menyampaikan dokumen kepada Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) untuk memperoleh persetujuan *National Nuclear Energy Program Implementing Organization (NEPIO). Tahap ini menjadi prasyarat sebelum Indonesia memilih mitra pembangunan PLTN.
Yuliot menyebut tawaran kerja sama datang dari sejumlah negara. Kunjungan Presiden ke Rusia turut membuka opsi kolaborasi, diikuti ketertarikan dari Korsel dan Kanada yang telah menghubungi pemerintah Indonesia dengan berbagai proposal teknologi.
“Dari kunjungan Presiden kemarin, salah satunya Rusia yang menawarkan. Ada vendor teknologi, Korea juga sudah menghubungi, Kanada juga sudah menghubungi,” kata Yuliot.
Pemerintah akan menilai setiap penawaran dari sisi teknologi dan keekonomian. Pilihan mencakup reaktor modular kecil dengan kapasitas sekitar 250 megawatt hingga PLTN skala besar yang mampu menghasilkan daya hingga 1,4 gigawatt. Pertimbangan utama mencakup besaran investasi, efisiensi, dan keluaran listrik yang dihasilkan.
Indonesia menargetkan PLTN dapat menghadirkan harga pokok produksi listrik yang lebih bersaing bagi PLN. Seleksi mitra akan diarahkan pada kombinasi teknologi dan skema investasi yang memberi nilai tambah jangka panjang sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta geopolitik energi global.

3 hours ago
5















































