8000 Hoki Online Login website Slots Maxwin China Terbaik Sering Jackpot Full Non Stop
hoki kilat Data Situs website Slots Gacor Japan Terbaik Pasti Lancar Jackpot Online
1000 Hoki Online ID situs Slots Maxwin Vietnam Terbaik Mudah Scatter Full Terus
5000hoki.com Agen web Slot Gacor Philippines Terpercaya Sering Jackpot Full Online
7000 hoki List Akun website Slots Maxwin Singapore Terbaru Gampang Lancar Menang Online
9000hoki.com Data Situs web Slots Maxwin Thailand Terbaru Sering Scatter Setiap Hari
List Platform Slot Maxwin server Cambodia Terpercaya Sering Lancar Menang Setiap Hari
Idagent138 Daftar Id Slot Anti Rungkad Terpercaya
Luckygaming138 Daftar Id Slot Game Terpercaya
Adugaming Slot Anti Rungkat Online
kiss69 login Akun Slot Anti Rungkat Terbaik
Agent188 login Akun Slot Anti Rungkad Terbaik
Moto128 Daftar Slot Terpercaya
Betplay138 login Slot Gacor Terbaik
Letsbet77 login Slot Terbaik
Portbet88 Daftar Id Slot Gacor Terpercaya
Jfgaming168 login Slot Maxwin
MasterGaming138 Daftar Slot Terpercaya
Adagaming168 login Akun Slot Anti Rungkat Terpercaya
Kingbet189 Daftar Akun Slot Anti Rungkad
Summer138 Daftar Akun Slot Terbaik
Evorabid77 Id Slot Gacor Terbaik
Jakarta, CNBC Indonesia - Momentum faktor musiman yang biasanya mendongkrak impor barang konsumsi, seperti periode masuknya Ramadan dan Lebaran tak terjadi pada tahun ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kondisi perekonomian Indonesia ke depan.
Impor barang konsumsi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari cuma US$ 1,47 miliar, atau merosot 10,61% dibanding data per Januari 2025 yang nilainya US$ 1,64 miliar. Dibanding Februari 2024 yang sebesar US$ 1,86 miliar turun lebih dalam, yaitu 21,05% secara tahunan (year on year/yoy).
Tim ekonom Bank Central Asia (BCA) dalam laporan berjudul "No boost from Ramadhan" mencatat, anjloknya kinerja impor barang konsumsi menjelang Ramadan dan Lebaran atau Idul Fitri 1446 Hijriyah mengejutkan.
Sebab, Hari Besar Keagamana Nasional (HBKN) seperti Ramadan dan Lebaran biasanya membuat masyarakat gencar berbelanja, membuat permintaan terhadap kebutuhan barang konsumsi tinggi, termasuk yang harus dipenuhi dari impor.
"Penurunan ini mengejutkan, karena impor barang konsumsi biasanya meningkat menjelang Ramadhan," dikutip dari Monthly Economic Briefing BCA yang disusun Head of Macroeconomic Research BCA Barra Kukuh Mamia, dan Economist/Analyst BCA Samuel Theophilus Artha, Selasa (18/3/2024).
Meski begitu, BCA menganggap, melambatnya impor barang konsumsi ini sejalan dengan Indeks Transaksi Bisnis atau Intrabiz BCA yang juga mengalami perlambatan. Intrabiz BCA ialah indeks yang mengkur aktivitas ekonomi dan bisnis di tanah air.
"Perlambatan ini sejalan dengan data Intrabiz kami, yang juga menunjukkan penurunan lebih lanjut pada bulan Februari," dikutip dari report BCA.
BCA juga menilai, sebetulnya jika hari kerja selama Ramadan dilakukan, impor barang konsumsi bisa merosot lebih dalam dibanding bulan sebelumnya, mencapai minus 15,08%. Sejalan dengan impor barang modal yang harusnya merosot 1,08% bila ada penyesuaian hari kerja sebagaimana bulan-bulan sebelumnya.
"Impor barang modal utama tumbuh moderat sebesar 4,13% MoM, penyesuaian hari kerja menunjukkan kontraksi aktual sebesar 1,08% MoM, yang berpotensi menandakan perlambatan lebih lanjut dalam capex (capital expenditure/belanja modal)," tulis tim ekonom BCA.
Dengan mempertimbangkan perlambatan ini, tim ekonom BCA kembali menegaskan ramalannya bahwa BI akan kembali menerapkan kebijakan moneter longgar atau dovish dan mungkin akan melakukan setidaknya satu kali pemangkasan tambahan tahun ini.
"Namun, karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik, pertemuan FOMC yang akan datang, dan penerapan insentif KLM yang baru akan dilaksanakan pada bulan April, BI mungkin tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga bulan ini dan dengan demikian dapat menunggu perkembangan selanjutnya sebelum mengambil tindakan," kata tim ekonom BCA.
Senada, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro mengungkapkan impor barang konsumsi turun 21,05% (yoy), menunjukkan melemahnya daya beli domestik, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah.
"Melemahnya daya beli domestik terutama di kalangan kelas menengah ke bawah, dapat mengurangi impor barang konsumsi, yang berpotensi menyebabkan surplus perdagangan lebih tinggi dari yang diharapkan di masa mendatang," kata Andry.
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Andalkan Penjualan Ramadan, Bisnis Ritel "Terhambat" Daya Beli
Next Article Target 100 Hari Menperin, Kejar RPP Gas Bumi-Aturan Impor