Motor Listrik Susah Laku, Penjualan Mobil Listrik Bernasib Sama?

3 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan motor listrik dilaporkan merosot sejak awal tahun 2025. Pabrikan menduga ada indikasi calon konsumen menahan atau menunda pembelian, sambil menunggu kejelasan nasib subsidi motor listrik.

Sementara itu, penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) sepanjang tahun 2024 tercatat anjlok jadi hanya 865.723 unit dibanding tahun 2023 yang mencapai 1.005.802 unit. Artinya ada penurunan sebesar 140.079 unit atau 13,9%.

Begitu juga dengan penjualan dari diler ke konsumen (retail sales) juga anjlok 10,9% atau 108.379 unit, dari 998.059 unit di 2023 menjadi 889.680 unit tahun 2024.

Lalu bagaimana dengan nasib penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/ BEV)?

Apalagi, saat ini semakin banyak bermunculan merek-merek baru di pasar mobil Indonesia. Terutama merek-merek asal China atau yang bekerja sama dengan pabrikan China. Setidaknya, mengutip catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ada lebih dari 40 merek yang tercatat penjualannya oleh asosiasi pabrikan mobil itu.

Namun ternyata hal itu tak menghentikan langkah Aletra, pendatang baru di pasar mobil RI.

Technical Director Aletra Djoko Purwanto mengaku tidak khawatir penurunan penjualan berdampak pada berkurangnya 'kue yang direbutkan', pasalnya pasar mobil listrik tetap tumbuh.

"Betul secara nasional (penjualan) turun tapi kalau dilihat persen dari BEV itu kan naik di Indonesia, di dunia juga naik. Kalau secara nasional turun karena terkait ekonomi dunia global," katanya menjawab pertanyaan CNBC Indonesia dikutip Selasa (14/1/2024).

Dari data Gaikindo, penjualan BEV pada tahun lalu mencapai 43.188 unit atau memakan porsi 5%. Angka tersebut lebih besar dibanding 2023 yang terjual 17.051 unit atau porsi pasar 1,7%. Artinya ada kenaikan penjualan sebesar 3x lipat.

"Statistik persennya naik terus dari penjualan mobil di Indonesia untuk BEV-nya, untuk statistik populasi BEV naik terus setahun kadang-kadang di atas 100%," kata Djoko.

Sementara itu Product Manager Aletra Christo Antyo juga menyebut keterbukaan masyarakat pada kendaraan listrik membuat penjualan BEV semakin tinggi.

"Mulai open sama EV, kalau dulu masih takut-takut, masih baru. Dari statistik menunjukkan masyarakat Indonesia sudah lebih terbuka dengan mobil listrik teknologi baru," katanya.

Mobil Listrik asal China Aletra di GJAW 2024. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Mobil Listrik asal China Aletra di GJAW 2024. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Mobil Listrik asal China Aletra di GJAW 2024. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Stok Motor Listrik Numpuk di Diler-Pabrikan

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setiyadi mengungkapkan, di awal tahun 2025 ini, penjualan anjlok karena belum adanya regulasi mengenai insentif kepada industri.

"Customer nunggu, saya tanya ke industri paling penjualan hanya 10% (dari normal)," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setiyadi kepada CNBC Indonesia dikutip Jumat (9/1/2024).

Keputusan calon pembeli untuk menunggu karena tanpa insentif harga mobil menjadi normal. Padahal insentif sebesar Rp 7 juta dirasa membantu mengurangi nilai harga jual motor.

"Sekarang ini penjualan sepeda motor listrik dengan berbagai skema yang ada (tahun lalu) akhirnya kembali ke skema semula, kita jual dengan kondisi yang ngga ada subsidi, tapi karena masyarakat tau bahwa tahun kemarin ada subsidi jadi banyak yang nunggu akhirnya nggak membeli dulu, nahan membeli," kata Budi.

"Perlu percepatan supaya nggak menggantung seperti sekarang ini, sehingga masyarakat bisa langsung membeli. Dan kemudian industri dengan persiapan cukup banyak bisa langsung menjual karena sekarang kita overstock. Banyak barang motor listrik dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) 40% sekarang banyak numpuk, bukan hanya di industri, tapi di diler-diler," katanya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video : Skema Subsidi Motor Listrik Belum Pasti, Warga Beri Masukan

Next Article Bahaya! Pabrik Komponen Mobil RI Terancam Bertumbangan, Ini Pemicunya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|