Nasib Awak Kapal Eternity C: Dari Serangan hingga Video Propaganda

23 hours ago 1

Home > Kolom Wednesday, 30 Jul 2025, 15:30 WIB

masih belum jelas apakah mereka berada dalam kebebasan penuh atau di bawah tekanan.

FreepikIlustrasi kapal kargo. Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Kelompok Houthi mengklaim telah “menyelamatkan” 11 awak kapal yang hilang dari Eternity Ckapal kargo yang mereka serang dan tenggelamkan di Laut Merah awal Juli 2025. Namun, status kebebasan para awak ini masih dipertanyakan.

Dalam video berdurasi enam menit yang dirilis melalui saluran media Houthi, terlihat sepuluh awak kapal—satu di antaranya terbaring di tempat tidur rumah sakit, dan satu lainnya dengan perban di kepala dan lengan. Houthi menyebut total awak yang mereka “selamatkan” berjumlah 11, namun tidak jelas apakah korban tewas yang ditemukan di kapal turut dihitung, per Xinhua.

Video tersebut menampilkan cuplikan malam hari saat para awak tampak diselamatkan dari laut dengan jaket pelampung dan diberi air minum serta perawatan medis awal. Sejumlah klip memperlihatkan para awak menelepon keluarga mereka, salah satunya mendengar ibunya berkata, “Kami dengar kamu sudah meninggal.”

Kegamangan antara “Penyelamatan” dan “Penculikan”

Meski narasi yang dibangun dalam video menyebut bahwa para awak “diberi tempat aman dan diperlakukan baik”, banyak yang menilai video ini sebagai propaganda. Kondisi ini, menurut SeaTrade Maritime, mengulang pola serupa seperti saat Houthi menahan kru kapal Galaxy Leader selama 14 bulan dan memanfaatkannya untuk kepentingan publisitas.

Para awak dalam video juga mengulang retorika Houthi, seperti peringatan agar perusahaan pelayaran tidak berurusan dengan Israel. Dalam wawancara yang terekam, awak kapal ditanya apakah mereka tahu bahwa kapal menuju Israel, dan apakah kapten telah memperingatkan mereka tentang ancaman dari “Angkatan Laut Yaman”.

Beberapa menyebut mereka diberi tujuan palsu seperti Jeddah dan diperintahkan mematikan komunikasi kapal saat mendekati wilayah Israel. Lainnya mengaku tidak mendengar peringatan dari radio karena volume dikecilkan oleh kapten.

Konteks Geopolitik yang Membayangi

Serangan terhadap Eternity C—kapal berbendera Liberia dan dioperasikan oleh perusahaan Yunani Cosmo Shipmanagement—diklaim oleh Houthi sebagai bagian dari kampanye untuk memaksa Israel dan sekutunya mengakhiri blokade terhadap Gaza. Mereka juga mengklaim bahwa kapal HSL Nike dan Faith, yang juga dimiliki oleh perusahaan yang sama, beberapa kali berlayar ke pelabuhan Israel dari Turki dan Mesir.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Inggris di Yaman menyatakan bahwa empat awak kapal telah tewas dalam serangan tersebut, dan beberapa lainnya masih hilang. Pihak Houthi menyatakan operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan selama dua hari setelah kapal tenggelam.

Ancaman yang Berlanjut

Pada hari yang sama dengan dirilisnya video, Houthi memperluas ancamannya: semua kapal asing yang terkait dengan Israel akan menjadi target, tak peduli tujuan akhir pelayaran mereka. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Laut Merah akan tetap menjadi zona berisiko tinggi bagi pelayaran internasional dalam waktu dekat.

Meskipun video memperlihatkan para awak dalam kondisi “baik”, masih belum jelas apakah mereka berada dalam kebebasan penuh atau di bawah tekanan. Dalam konflik yang semakin memperlihatkan wajahnya di jalur-jalur logistik global, keselamatan dan netralitas pelaut kembali dipertaruhkan di tengah tarik-menarik politik dan perang informasi.

Image

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|