Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan China bersaing sengit untuk mendominasi teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun, sepertinya negara-negara lain juga ingin mencari peruntungan untuk menggenjot pengembangan AI lebih lanjut.
Negara-negara Arab menjadi salah satu yang kencang berinvestasi pada AI. Selain itu, terbaru Korea Selatan (Korsel) juga mengumumkan rencana membeli 10.000 chip GPU canggih pada tahun ini untuk unjuk gigi dalam eskalasi persaingan AI global.
"Seiring dengan kompetisi mendominasi industri AI makin intensif, lanskap persaingan berubah dari pertarungan antar-perusahaan menjadi pertarungan ekosistem inovasi nasional berskala besar," kata Plt Presiden Korsel Choi Sang-mok dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Selasa (18/2/2025).
Choi mengatakan pemerintah berencana mengamankan 10.000 GPU canggih melalui kerja sama publik-privat ntuk membantu negara meluncurkan layanan-layanan AI secara nasional.
Bulan lalu, pemerintah AS mengumumkan regulasi baru untuk mengatur peredarar chip dan teknologi AS yang dibutuhkan dalam aplikasi AI canggih. Aturan itu turut membatasi ekspor GPU untuk melatih sistem AI.
Regulasi itu terbagi menjadi beberapa tier. Korsel masuk di antara daftar 18 negara yang dikecualikan dari pembatasan tersebut. Sementara itu, ada 120 negara yang dikenakan pembatasan lebih ketat. Adapun negara-negara seperti Iran, China, dan Rusia, dikenakan pelarangan penuh.
Pemerintah Korsel belum memutuskan GPU apa yang akan dibeli. Finalisasinya, termasuk anggaran untuk pembelian dan perusahaan yang digandeng, akan ditetapkan pada September tahun ini, menurut pejabat di Kementerian Sains dan ICT.
Sejauh ini, Nvidia yang berasal dari AS menerima permintaan membludak untuk kebutuhan AI-generatif. Pangsa pasarnya secara global mencapai 80%, jauh lebih besar ketimbang pesaingnya Intel dan AMD.
Sementara itu, OpenAI yang dibekingi Microsoft tengah menggenjot rencana untuk mengurangi ketergantungan dengan Nvidia, menurut laporan Reuters pekan lalu. OpenAI berencana untuk mengembangkan chip AI secara mandiri alias in-house.
Pertarungan AI juga makin kencang dengan kehadiran DeepSeek asal China yang menjanjikan pengembangan AI dengan biaya murah, tetapi tak kalah dalam hal akurasi dan kecepatan. Hal ini mengikis ketimpangan pengembangan AI di AS dan China.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ada Danantara, Pengusaha Minta Investasinya Masuk ke Startup
Next Article China Makin Ditinggal, Arab Sekarang Pilih Amerika