Netanyahu Akhirnya Buka Suara soal Gencatan Senjata Gaza, Sebut Ini

3 months ago 30

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akhirnya resmi mengeluarkan pernyataan terkait gencatan senjata antara pihaknya dengan milisi Gaza Palestina, Hamas, Jumat (17/1/2025). Hal ini terjadi setelah sempat ada kegamangan di pihak Israel terkait gencatan senjata ini.

Dalam keterangan resmi kantornya, Netanyahu mengatakan kesepakatan untuk membebaskan para sandera telah dicapai. Ia telah juga memerintahkan kabinet politik-keamanan untuk bersidang di kemudian hari terkait pelaksanaan hal ini.

"PM Benjamin Netanyahu diberitahu oleh tim perunding bahwa kesepakatan telah dicapai mengenai kesepakatan untuk membebaskan para sandera," kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Israel dan Hamas dilaporkan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Gaza mulai hari Minggu mendatang. Hal ini disampaikan oleh mediator Qatar, Kamis.

"Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak," kata kata Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, dikutip AFP.

"Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir perang, dan kami berharap semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian ini," tegasnya.

Perjanjian gencatan senjata sendiri akan berlangsung tiga tahap dalam waktu 42 hari. Pada tahap pertama kesepakatan, sebanyak 33 sandera Israel yang diculik Hamas ke Gaza akan dibebaskan. Mereka yang dibebaskan adalah perempuan sipil dan rekrutan militer perempuan, anak-anak, orang tua, termasuk warga sipil yang sakit dan terluka.

Sebagai gantinya, ratusan warga Palestina yang ditahan Israel akan dibebaskan. Namun, seorang pejabat Israel mengatakan angka itu tergantung berapa banyak dari 33 sandera yang masih hidup.

Negosiasi tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata tahap awal. Tahap ini, merujuk laporan Times of Israel, akan mencakup pembebasan tawanan yang tersisa, termasuk "tentara pria, pria usia militer Israel, dan jenazah sandera yang terbunuh".

Selama gencatan senjata awal yang berlangsung 42 hari, pasukan Israel akan mundur dari daerah padat penduduk Gaza. Menurut Sheikh Mohammed, ini untuk "memungkinkan pertukaran tahanan, serta pertukaran jenazah dan pemulangan orang-orang yang mengungsi".

Israel nantinya akan mempertahankan zona penyangga di Gaza selama tahap pertama. Pasukan Israel diperkirakan akan tetap berada hingga 800 meter di dalam Gaza yang membentang dari Rafah di selatan hingga Beit Hanun di utara.

"Pasukan Israel tidak akan sepenuhnya mundur dari Gaza sampai semua sandera dikembalikan", kata pejabat Israel.

Media Haaretz mengatakan Israel menginginkan pergerakan penduduk dari Gaza selatan ke utara. Sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan pasukan Israel akan mundur dari koridor Netzarim ke arah barat menuju Jalan Salaheddin di timur, yang memungkinkan orang-orang yang mengungsi untuk kembali melalui pos pemeriksaan elektronik yang dilengkapi dengan kamera.

"Tidak akan ada pasukan Israel yang hadir, dan militan Palestina akan dilarang melewati pos pemeriksaan selama pemulangan para pengungsi," katanya.

Meski begitu, Netanyahu sendiri sempat menyebut kabinetnya tidak akan bertemu untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata Gaza. Hal ini disebabkan pihaknya menuduh kelompok perlawanan Palestina Hamas menciptakan krisis menit terakhir.

Tanpa menjelaskan lebih lanjut, kantor Netanyahu menuduh Hamas mengingkari beberapa bagian perjanjian dalam upaya "memeras konsesi menit terakhir". Diketahui, hal ini terjadi saat kabinet Israel akan meratifikasi kesepakatan tersebut pada hari Kamis.

Di sisi lain, pemimpin senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan pada hari Kamis bahwa 'tidak ada dasar' untuk tuduhan Israel bahwa kelompok militan Palestina itu menarik kembali unsur-unsur gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera yang diumumkan sehari sebelumnya.

"Tidak ada dasar untuk klaim (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu tentang gerakan itu yang menarik kembali ketentuan-ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata," kata Abu Zuhri.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Deal! Israel-Hamas Mulai Gencatan Senjata pada 19 Januari 2025

Next Article Media Israel Bongkar Alasan Gencatan Senjata Gaza Ditorpedo Netanyahu

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|