OJK Pede RI Bakal Pimpin Perdagangan Karbon Dunia

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut perdagangan karbon di Indonesia berpotensi untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan pasar karbon di kawasan ASEAN dan juga pasar global. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengatakan, potensi tersebut didukung oleh kekayaan sumber daya alam dan regulasi pendukung.

"Ini merupakan potensi yang besar bagi Indonesia potensi ini didukung oleh kekayaan sumber daya alam, pengembangan regulasi serta, komitmen kuat terhadap net zero emission dengan penguatan ekosistem perdagangan karbon, pengembangan infrastruktur, seperti IDX Karbon serta posisi strategis dalam dinamika pasar karbon," ujarnya saat rapat dengan Komisi XI di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (25/2).

Menurutnya, Indonesia dapat memiliki peran besar dan kunci dalam integrasi pasar karbon di tingkat regional maupun global. Peluang tersebut tecermin dari pengembangan perdagangan karbon yang meliputi penguatan sistem perdagangan karbon yang bertujuan untuk meningkatkan volume transaksi, baik di tingkat domestik maupun internasional seiring dengan bertambahnya unit karbon dari berbagai sektor.

Selain itu, pengembangan produk derivative unit karbon diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan daya tarik pasar karbon di bursa karbon.

Di sisi lain, peningkatan transparansi dan akuntabilitas melalui pengembangan sistem ESG reporting bagi emiten menjadi aspek penting dalam mendukung keberlanjutan perdagangan karbon dengan mengacu pada standar internasional seperti Greenhouse Gas Protocol.

Sebagai informasi, perdagangan bursa karbon di Indonesia mencatat angka yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan bursa karbon Jepang dan Malaysia. Perbandingan tersebut dianggap setara karena waktu peluncurannya tak jauh dengan perdagangan bursa karbon Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengatakan, perdagangan bursa karbon di Indonesia cukup maju dibandingkan dengan negara Jepang dan Malaysia.

"Kita lihat bahwasannya untuk Indonesia ini cukup maju," ujarnya.

Inarno mengungkapkan, volume transaksi bursa karbon di Indonesia per tanggal 24 Februari 2025 tercatat 1.557.000 ton. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan negara Jepang yang hanya 768.000 ton dan Malaysia yang sebesar 200.000 ton.

"Adapun volume transaksi yang diperdagangkan itu telah mencapai 1.557.000 ton 326 ton CO2 equivalent sebesar atau senilai Rp 76,56 miliar," ungkapnya.

Sementara, jika dilihat dari jumlah pengguna jasa juga meningkat dari yang sebelumnya 16 pengguna jasa itu menjadi 107 pengguna jasa. Saat ini jumlah unit karbon yang dapat diperdagangkan itu mencapai 2.242.000 ton.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Resmi Punya Bursa Karbon Internasional

Next Article Malaysia Lewat, Volume Transaksi Bursa Karbon RI Lebih Tinggi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|