OJK Tegaskan Merger NOBU dan MNC Bank Tetap Lanjut

2 months ago 31

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) tetap melanjutkan mergernya dengan PT Bank MNC International Tbk. (BABP), meskipun bank milik Grup Lippo itu akan memiliki pemegang saham mayoritas baru dari raksasa Korea Selatan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa pihaknya mendukung rencana Hanwha melalui Hanwha Life mengakuisisi 40% saham NOBU, jika berdampak positif bagi kinerja bank itu. Namun, otoritas bakal tetap melihat bagaimana kelayakan perusahaan asuransi asal Korea Selatan itu.

"Pada prinsipnya OJK akan mendukung masuknya investor strategis baru apabila hal tersebut akan berdampak positif bagi kinerja Bank, dengan tetap memperhatikan hasil evaluasi terhadap kelayakan dan kemampuan dari pihak yang akan melakukan akuisisi untuk melakukan pengembangan bisnis Bank kedepan," kata Dian saat dihubungi CNBC Indonesia belakangan ini, dikutip Senin (3/2/2025).

Ia melanjutkan, komitmen merger antara MNC Bank dan Nobu Bank sampai saat ini masih berlanjut dan tidak batal karena diakusisinya Nobu oleh Hanhwa. Dian menekankan bahwa proses konsolidasi kedua bank milik dua konglomerat kakap RI itu tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa.

"Komitmen kedua belah pihak untuk terus melanjutkan proses merger juga telah ditunjukkan dengan kepemilikan saham silang antara Grup Lippo/Nobu dan Grup MNC pada kedua bank," tandasnya.

Dian menambahkan bahwa OJK akan terus memantau perkembangan selanjutnya paska akuisisi Hanhwa terhadap Bank Nobu.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Nobu Bank mengumumkan pengambilalihan saham mayoritas oleh konglomerasi asal Korea Selatan, Hanwha, Jumat (31/1/2025). Mengutip laporan yang dipublikasikan di media massa, Hanwha melalui Hanwha Life Insurance akan mengakuisisi 40% saham NOBU atau sebanyak 2,9 miliar unit.

Sebagaimana diketahui, Nobu Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan milik Grup Lippo. Keluarga Riady, pemilik Lippo, mengendalikan NOBU melalui PT Putera Mulia Indonesia (23,97%), PT Star Pacific Tbk (13,45%), PT Prima Cakrawala Sentosa (10,66%), PT Matahari Department Store Tbk (9,73%). Setelah aksi korporasi berlangsung, kepemilikan keluarga Riady di NOBU akan terkikis menjadi 29,88%.

Adapun alasan Hanwha Life mengakusisi NOBU karena optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, didukung oleh peningkatan konsumsi domestik serta penyelesaian berbagai proyek-proyek infrastruktur sebagai landasan aktivitas investasi.

Dijelaskan dalam pengumuman kepada publik bahwa Hanwha Life Insurance berencana untuk memiliki saham NOBU untuk tujuan investasi jangka panjang guna mengintegrasikan kemampuan digital Hanwha Life Insurance di bidang keuangan ke dalam operasi Nobu Bank

Dalam pengumuman publik tersebut, tidak disebutkan rencana merger dengan MNC Bank milik Hary Tanoesoedibjo. Padahal rencana perkawinan dua bank konglomerat ini sudah terdengar santer sejak 2023.

Aksi terakhir yang melibatkan keduanya adalah tukar guling saham NOBU dan BABP. Berdasarkan data KSEI per 8 Mei 2024, sebanyak entitas usaha Grup MNC, PT MNC Land Tbk. (KPIG) tercatat melepas sebanyak 4,44 miliar saham BABP atau sebesar 6,82%. Saham yang dilepas itu berpindah ke entitas usaha Grup Lippo, PT Prima Cakrawala Sentosa, menjadi kepemilikan saham BABP perdananya.

Sementara itu, Prima Cakrawala Sentosa melepas 747,84 juta NOBU atau sebesar 10%. Saham yang dilepas itu berpindah ke KPIG.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ditopang Industri Pembiayaan, OJK Yakin Bisnis PVML RI Melesat

Next Article OJK Buka Peluang 'Kawin Paksa' Bank MNC NOBU, Ini Deadlinenya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|