REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Pasukan pendudukan Israel terus meledakkan dan menghancurkan bangunan di beberapa poros di Kota Gaza, namun sejauh ini belum mengalami kemajuan di lapangan, menurut pakar militer Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi.
Kepada Aljazeera, dikutip Ahad (21/9/2025), tentara Israel masih mengandalkan pengeboman darat dan udara serta bom kendaraan dari arah barat laut, timur laut dan selatan kota, dan lingkungan Tel al-Hawa berada di bawah pengeboman berat pada Sabtu.
Pada saat yang sama, para pejuang belum menanggapi operasi ini karena kurangnya jarak untuk terlibat, karena mereka tidak dapat keluar dan melakukan perjalanan jauh untuk menghadapi pasukan ini, menurut analisis Al Jazeera oleh Al Duwairi.
Dalam operasi ini, Israel mengadopsi kebijakan bumi hangus, bukan kebijakan parsial seperti pada periode perang sebelumnya, karena daerah yang dibom benar-benar hancur, menurut pakar militer tersebut.
Kali ini, tentara pendudukan mengandalkan semua jenis pesawat terbang, tank, artileri, roket, dan kendaraan M113 yang dipasang peledak, menurut Al-Duwairi.
Namun, pasukan darat bergerak sangat lambat di daerah-daerah yang sedang dibersihkan, dan bahkan ketika mereka memasuki pinggiran Syeikh Radwan beberapa hari yang lalu, mereka menjadi sasaran serangan yang kompleks oleh para pejuang.
Oleh karena itu, tentara penjajah mencoba menggunakan pasukannya dalam baku tembak dan bukannya dalam manuver darat, menurut pakar militer.
Dia memperkirakan pasukan ini kemungkinan akan bergerak lebih cepat dalam beberapa hari ke depan di daerah-daerah yang telah hancur.
Sebelumnya hari ini, Euro-Mediterranean Observatory for Human Rights mengatakan bahwa tentara penjajah Israel menggunakan lebih dari 17 bom kendaraan di dalam Kota Gaza setiap hari, yang masing-masing setara dengan gempa bumi berkekuatan 3,7 skala Richter.