Pakar UGM Soroti Kredit Rp20 T Peternakan Ayam, Usulkan Urban Farming

6 hours ago 2

Pakar UGM Soroti Kredit Rp20 T Peternakan Ayam, Usulkan Urban Farming Peternakan ayam broiler. - Ilustrasi - Freepik

Harianjogja.com, SLEMAN—Rencana pemerintah menyalurkan kredit senilai Rp20 triliun dari dana Danantara untuk memperkuat pengembangan peternakan ayam, dinilai dapat menjadi langkah strategis menuju kemandirian pangan nasional. Agar berhasil, program ini dianggap perlu mempertimbangkan sejumlah aspek agar tak memunculkan risiko baru.

Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Profesor Dyah Maharani berpendapat dukungan pembiayaan ini dapat meningkatkan kapasitas produksi peternak. Selain itu, gelontoran mega anggaran ini juga berpotensi dapat menciptakan lapangan kerja, menstabilkan harga ayam di pasar hingga membantu pelaku usaha kecil yang selama ini terkendala.

Apabila dikelola dengan baik, program ini dinilai dapat meningkatkan kualitas gizi generasi muda. Lebih dari itu ketergantungan Indonesia terhadap bahan pangan pun menurutnya bisa berkurang lewat program ini. 

Sebaliknya, jika tidak dikelola secara benar, Dyah menyebut program ini berisiko memunculkan berbagai dampak, salah satunya oversupply. 

"Ketika oversupply, jatuhnya harga di tingkat peternak, serta menambah beban APBN apabila tidak menghasilkan dampak yang signifikan terhadap ketahanan pangan," kata Dyah pada Senin (24/11/2025).

Di sisi lain besaran alokasi dana juga  menimbulkan potensi risiko jika penyalurannya tidak diawasi dengan ketat. Pengalaman sebelumnya, skema kredit besar sering kali tidak tepat sasaran. Kredit yang ada justru cenderung lebih menguntungkan perusahaan besar dan menyulitkan peternak kecil yang memiliki keterbatasan jaminan serta akses informasi.

Selain itu, fokus yang terlalu besar pada satu komoditas ayam, juga akan menciptakan ketergantungan dan melemahkan diversifikasi pangan hewani lain seperti ikan, sapi, atau unggas alternatif.

Oleh karena itu agar program ini berhasil dan memberikan manfaat maksimal, Dyah mengusulkan sejumlah langkah perbaikan yang dapat dipertimbangkan. Pertama, skema kredit harus dirancang inklusif, mudah diakses, dan tidak terlalu membebani peternak kecil dengan persyaratan yang sulit dipenuhi. 

Family Urban Farming

Tak hanya itu, program yang disusun baiknya juga memprioritaskan peternak kecil dan UMKM dan memperkuat sistem pengawasan dan transparansi. Agar berjalan dengan baik, program ini juga memberikan pendampingan teknis dan pelatihan manajemen. Selain itu program ini diharapkan Dyah juga membangun rantai pasok dan infrastruktur serta menjaga diversifikasi protein hewani.

Selain pemberian kredit untuk sektor peternakan berskala besar, Dyah mendorong agar mendongkrak penerapan model family urban farming. Bentuk family urban farming itu kata Dyah bisa berupa beternak ayam petelur di lingkungan rumah tangga perkotaan. 

Skema tersebut dapat dirancang sebagai pola usaha mikro keluarga yang menyediakan sumber protein hewani harian untuk konsumsi sendiri. Pola ini, juga memberi peluang pendapatan tambahan dari penjualan surplus produksi.

Model family urban farming memiliki beberapa manfaat. Di antara manfaat itu diungkapkan dia meliputi penguatan ketahanan pangan keluarga secara langsung. Selain itu menciptakan sumber penghasilan tambahan dengan risiko usaha rendah dan memperluas basis produksi pangan nasional hingga ke akar rumput.

Dengan bantuan modal kecil, bibit unggas yang tersertifikasi, pelatihan teknis, serta pendampingan sanitasi lingkungan, keluarga di daerah perkotaan dapat mengelola mini kandang ayam petelur yang higienis, terukur dan ramah lingkungan. Hasil produksi yang tidak dikonsumsi diungkapkan Dyah, dapat dijual melalui koperasi tingkat kelurahan misalnya, sehingga tercipta ekosistem usaha yang saling mendukung antara rumah tangga.

Lewat pendekatan ini, program kredit Rp20 triliun tidak hanya menguatkan industri peternakan nasional berskala besar, tetapi juga mampu memberdayakan masyarakat level bawah dan memperkuat ekonomi keluarga.

"Program ini juga dapat menjadi sarana edukasi bagi keluarga dan anak-anak untuk memahami pentingnya kemandirian pangan dan pola konsumsi sehat sejak dini," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|