REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang ulama terkemuka dalam dunia Islam adalah Imam Abu Hasan al-Asy'ari. Pada abad keempat Hijriyah, dia menyebarkan ajarannya. Manhaj yang dibentuknya tampil membela Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dengan kalam.
Kitab Al-Ibanah fi Ushul ad-Diyanah, merupakan salah satu karya monumental dari Imam al-Asyar’i.
Dalam kitab tersebut Imam Asy'ari menjelaskan, banyak dari kalangan Mu'tazilah dan Qadariyah yang menyimpang dari kebenaran.
Mereka terseret hawa nafsu untuk bertaklid kepada para pemimpin dan pendahulu mereka. Menurut sang imam, kedua golongan itu telah menafsirkan Alquran berdasarkan pendapat semata.
Corak takwil yang mereka lakukan tidak pernah diajarkan Rasul SAW. Cara penafsirannya pun tidak mempunyai dasar hukum yang jelas, baik dalam Alquran ataupun sunnah.
Tidak pernah pula dicontohkan oleh kalangan sahabat beliau. Sebagai contoh, Mu'tazilah di sebutkannya menentang pandangan para sahabat, yang jelas-jelas bersumber dari Nabi SAW. Umpamanya, perihal melihat Allah SWT di akhirat kelak dengan mata kepala hamba. Bagi kaum Mu'tazilah, Allah SWT tidak bisa dilihat dengan mata makhluk.
sumber : Dok Republika

2 hours ago
2













































