Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau Setelah sehari sebelumnya ambul lebih dari 1%.
Pada pukul 09.03 WIB IHSG tercatat 0,19% ke 6.807,44 dengan total transaksi mencapai Rp 556 miliar yang melibatkan 781 juta saham dan ditransaksikan hingga 46 ribu kali.
Sebanyak 201 saham tercatat berada di zona hijau, 116 saham bergerak di zona merah dan 206 saham lainnya tercatat stagnan.
Secara sektoral, nyaris seluruh sektor perdagangan bursa bergerak di zona hijau kecuali sektor keuangan, primer, transportasi dan kesehatan. Adapun sektor dengan penguatan terbesar adalah sektor teknologi dan barang baku.
Pergerakan pasar keuangan RI akan banyak dipengaruhi soal prospek suku bunga acuan the Fed dan efek lanjutan dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga kemarin.
Sementara itu ada beberapa data yang dinanti pelaku pasar, baik itu dari eksternal dan internal.
Dari luar, ada data suku bunga acuan Bank Sentral China atau The People's Bank of China (PBoC) dan update terbaru penambahan klaim pengangguran Amerika Serikat (AS).
Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar menanti data neraca pembayaran Indonesia (NPI) untuk periode 2024. Data ekonomi terkait NPI dan Transaksi Berjalan ini sangat penting untuk menunjukkan ketahanan eksternal Indonesia.
Risalah FOMC Bikin Cemas
The Fed mengeluarkan risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Dalam risalah FOMC periode Januari tersebut, The Fed sepakat bahwa mereka perlu memastikan jika inflasi bisa turun lebih tajam sebelum menurunkan suku bunga lebih lanjut.
Mereka juga mengungkapkan kekhawatiran tentang dampak tarif Presiden Donald Trump yang dapat memengaruhi pencapaian tersebut.
Anggota FOMC sepakat secara bulat untuk mempertahankan suku bunga di level 4,25,4,50% setelah tiga kali pemangkasan berturut-turut.
Dalam risalah tergambar jelas jika anggota FOMC mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai dampak potensial dari pemerintahan baru, termasuk pembicaraan tentang tarif serta dampak dari pengurangan regulasi dan pajak.
Komite FOMC mencatat bahwa kebijakan saat ini "jauh lebih tidak restriktif" dibandingkan sebelum pemangkasan suku bunga. Hal ini memberikan waktu bagi anggota untuk mengevaluasi kondisi sebelum membuat langkah-langkah tambahan.
Mereka melihat adanya potensi perubahan kebijakan yang dapat membuat inflasi tetap di atas target Fed, terutama usai Presiden AS Donald Trump memberlakukan beberapa tarif dan terus mengancam untuk memperluasnya.
Di sisi lain, risalah FOMC menyebutkan adanya optimisme substansial tentang prospek ekonomi, sebagian berasal dari ekspektasi pelonggaran dalam regulasi pemerintah atau perubahan kebijakan pajak.
Indikator ekonomi AS yang dikeluarkan akhir-akhir ini bervariasi, dengan harga konsumen naik lebih dari yang diperkirakan pada Januari tetapi harga grosir menunjukkan tekanan yang lebih sedikit.
\
Menanti Suku Bunga China
Masih dari eksternal, ke negeri Sang Naga Asia, pada pagi hari ini sekitar pukul 08.15 WIB, bank sentral-nya (PBoC) akan mengumumkan kebijakan moneternya, terutama terkait suku bunga acuan kredit tenor satu tahun dan lima tahun.
Melansir laman penghimpun data, Tradingeconomics memperoyeksikan bahwa suku bunga acuan Tiongkok ini akan tetap dipertahankan, adapun untuk tenor satu tahun diperkirakan masih akan berada di level 3,1%, sementara tenor lima tahun berada di 3,6%.
Suku Bunga BI Ditahan - Penyaluran Kredit Bank Ekspansif
Beralih ke dalam negeri, efek dari keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga kemarin tampaknya masih bisa mempengaruhi pasar.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan atau BI rate pada level 5,75%. Suku bunga Deposit Facility juga tetap menjadi sebesar 5% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Bersamaan dengan pengumuman suku bunga, Bank Indonesia (BI) juga menyampaikan perkembangan terbaru terkait kondisi sektor perbankan yang dinilai masih solid.
Perry mengatakan "Ketahanan perbankan tetap kuat dan likuiditas perbankan memadai"
Likudiitas memadai ini tecermin dari posisi AL/DPK pada Januari 2025 yang tinggi di 26,03%, kemudian dari sisi permodalan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal atua Capital Adequacy Ratio (CAR) di 26,69%.
Seiring dengan itu, sektor perbankan masih mampu menyalurkan kredit dengan ekspansif tumbuh 10,27% pada Januari 2025. Hal ini juga diikuti dengan rasio kredit bermasalah yang tetap terjaga, tercermin dari Non Performing Loan (NPL) perbankan pada Desember 2024, secara gross di 2,08%, sementara NPL net di 0,74%.
Sementara itu, dari sisi permintaan pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.
Adapun, berdasarkan kelompok penggunaan pertumbuhan kredit dan modal kerja investasi, masing-masing 8,40% yoy dan 13,22% yoy, serta di segmen konsumsi tumbuh 10,37% yoy.
Sedangkan untuk pembiayaan syariah tumbuh 9,71% yoy dan untuk kredit UMKM tumbuh 2,88% yoy.
Transaksi Berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia
Berlanjut pada Kamis (20/2/2025), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) serta Transaksi Berjalan kuartal IV-2024 sekaligus tahun penuh 2024.
Pada kuartal III-2024, NPI masih mencatat surplus US$ 5,9 miliar sedangkan neraca transaksi berjalan defisit sebesar US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Data NPI dan Transaksi Berjalan menggambarkan ketahanan eksternal Indonesia, seberapa menarik Indonesia di mata investor asing, perdagangan ekspor, impor, hingga aliran modal maupun devisa.
Sementara itu, transaksi Berjalan menjadi salah satu bagian penting dari indikator ekonomi Indonesia yang dilihat investor saat berinvetasi,terutama di investasi tidak langsung atau di pasar keuangan.
BI memperkirakan transaksi berjalan 2024 tetap sehat dan diprakirakan dalam kisaran defisit 0,1-0,9% dari PDB, angka ini lebih tinggi dibandingkan 2023 yang tercatat 0,1% dari PDB.
Program 3 Juta Rumah
Pemerintah mengumumkan detail rencana membangun hingga 3 juta rumah baru per tahun. Program tersebut dinilai bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 2,5%.
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo menyebutkan hal itu sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi pemerintah hingga tahun 2029 mendatang mencapai 8%.
"Jika kami mencapai kondisi stabil, 3 juta unit (rumah) per tahun, kami perkirakan kami dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kami sebesar 2% hingga 2,5% per tahun. Itu sudah lebih dari 8%," bebernya dalam acara Indonesia Economic Summit, di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Hal itu, lanjut Hashim, program yang akan dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan bisa mendorong bertumbuhnya sektor manufaktur dan mendorong kerja sama antara Indonesia dengan negara lain di sektor tersebut.
"Targetnya, ini adalah awal yang buruk, tetapi kami pikir itu bisa dilakukan, itu layak, 3 juta unit rumah per tahun selama 10 tahun ke depan. Itu targetnya. 1 juta unit apartemen di daerah perkotaan, 2 juta rumah keluarga tunggal di daerah pedesaan, termasuk desa-desa pesisir untuk para nelayan dan sebagainya," ujar Hashim yang juga Ketua Satgas Perumahan.
Hashim juga menyebutkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari program tersebut didukung dengan kerja sama Indonesia dengan berbagai negara, salah satunya dengan Qatar.
"Qatar, pemerintah Qatar, saya sudah mengumumkan ini dua minggu lalu, pemerintah Qatar telah berkomitmen untuk mendanai dan membangun 3 hingga 5 juta unit per tahun," katanya.
Pelantikan Kepala Daerah
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan melantik Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih Pilkada 2024 di Istana Negara Jakarta hari ini, Kamis (20/2/2025). Sebanyak 481 pasangan kepala daerah yang akan dilantik berasal dari 33 provinsi, 364 kabupaten, dan 84 kota.
Pelantikan ini diharapkan bisa mempercepat pembangunan ekonomi di daerah serta membuka lapangan kerja lebih banyak.
Demo Indonesia Gelap
Ribuan mahasiswa direncanakan akan menggelar aksi demo Indonesia gelap di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). Aksi demo sengaja digelar besok di depan Istana Negara, berbarengan dengan agenda penting pelantikan kepala daerah. Mereka berharap Presiden memberi penjelasan langsung mengenai banyaknya pemangkasan anggaran demi program Makanan Bergizi Gratis.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Semringah Saat IHSG Terperosok ke Level 6.500-an
Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran