Pelemahan Ekonomi China Makin Jelas dari Bir dan Miras, Ini Buktinya

2 months ago 32

Jakarta, CNBC Indonesia - Lemahnya belanja konsumen di China, yang juga tengah bergulat dengan pengangguran kaum muda dan krisis real estat, telah menjadi perhatian utama bagi berbagai industri. Perusahaan minuman keras Pernod Ricard dan Carlsberg alah satunya.

Perusahaan memperingatkan bahwa mereka melihat sedikit tanda-tanda peningkatan permintaan konsumen di negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Hal ini menambah prospek suram untuk tahun 2025 karena para eksekutif di tengah ketegangan perdagangan global karena perang tarif Amerika Serikat (AS).

CEO Carlsberg Jacob Aarup-Andersen mengatakan permintaan di pasar terbesarnya tetap lesu tahun lalu. Hal ini menekan volume dan menjadi tantangan di 2025.

"Kami tidak memperkirakan perubahan yang nyata dalam ekonomi (China). Masih terlalu dini untuk mengatakannya," katanya kepada para analis melalui panggilan telepon, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/2/2025).

Perusahaan pembuat bir Denmark tersebut memperkirakan pasar bir China menyusut antara 4-5% pada tahun 2024. Penjualan sangat lemah di restoran, bar, dan tempat lain di sana, termasuk pula pasar Asia lainnya.

"Mari kita lihat bagaimana penjualan habis," katanya mengacu pada penjualan konsumen.

Perusahaan Pernod Ricard juga melihat demikian. Tanda-tanda awal menunjukkan Tahun Baru Imlek yang sangat sepi dan penurunan signifikan dalam pemberian hadiah.

Pembuat minuman keras terbesar kedua di Barat itu memajukan hasil setengah tahunnya untuk melaporkan penurunan penjualan yang tajam sebesar 25% di China dan 7% di AS. Perusahaan memperingatkan penurunan penjualan satu digit rendah tahun ini ketika sebelumnya mengharapkan pertumbuhan yang moderat.

Prospek Pernod yang memburuk sebagian besar disebabkan oleh bea masuk China atas cognac, yang diberlakukan Beijing sebagai tanggapan atas tarif Uni Eropa (UE) atas impor kendaraan listrik. Cognac adalah semaca, brendi yang diproduksi di kawasan sekitar kota Cognac di Prancis.

Perusahaan Lain Juga Alami Hal Serupa

Tak hanya minuman, Canada Goose Holdings juga menyalahkan penjualan yang bergejolak di pasar barang mewah utama China atas pendapatan kuartalan yang lebih rendah dari perkiraan. Sahamnya yang terdaftar di AS turun 3% pada perdagangan awal.

John Idol, CEO Capri Holdings, pemilik Michael Kors, memperingatkan tentang penurunan "signifikan" di China pada tahun keuangannya. Perusahaan tersebut juga memiliki merek mewah Versace dan Jimmy Choo.

"Dan saya tidak berpikir kita melihat pemulihan di cakrawala," katanya pada panggilan pada Rabu.

Pembuat pasta gigi Colgate-Palmolive memperkirakan China akan menjadi "sulit" dalam jangka pendek hingga menengah. CEO-nya Noel Wallace mengatakan pada panggilan pada Jumat setelah gagal mencapai estimasi penjualan kuartalan.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Cabai Naik - Neraca Dagang China Lampaui Ekspektasi

Next Article Heboh China Naikkan Usia Pensiun, Begini Respons Warga

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|