FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
14 January 2025 12:00

Sejumlah barang elektronik dan furnitur rumah hangus terbakar, sebagian menjadi abu di tanah, setelah angin kencang memicu kebakaran hutan dahsyat di Pacific Palisades, Los Angeles, California, AS, Senin (13/1/2025) yang memaksa warga mengungsi. (REUTERS/Daniel Cole)

Kebakaran hutan besar-besaran, yang merembet ke banyak wilayah pemukiman, di Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS), makin ngeri. Senin waktu setempat, setidaknya 24 orang dilaporkan tewas dengan para pejabat memperingatkan bahwa angin lebih kencang akan datang kembali dan makin memperparah kobaran api. (REUTERS/Mike Blake)

Perlu diketahui, kebakaran sudah melanda kota terbesar kedua di AS itu selama tujuh hari. Puluhan ribu hektar lahan hangus dan berubah menjadi puing-puing sementara ribuan orang kehilangan tempat tinggal dengan ratusan ribu dievakuasi. (REUTERS/Daniel Cole)

Upaya pemadam kebakaran sejauh ini telah menghentikan titik penyebaran api pertama, yakni wilayah Palisades, area sisi barat LA yang dipenuhi rumah-rumah mewah. Bahkan barang mewah seperti mobil listrik Tesla hancur tak bisa terselamatkan. (REUTERS/Carlos Barria)

Sejumlah fasilitas seperti pompa bensin juga tak luput menjadi hangus terbakar akibat kebakaran yang kian mengerikan. Namun otoritas telah memperingatkan kondisi bisa memburuk secara drastis "dengan kebakaran yang ekstrem dan kondisi yang mengancam jiwa" selama beberapa hari mendatang. (REUTERS/Shannon Stapleton)

Angin Santa Ana, angin yang kencang, kering, dan hangat (sering kali panas) yang bertiup dari gurun, diperkirakan kembali Selasa (14/1/2024) ini. Pejabat bahkan menegaskan angin bisa mendekati "tingkat badai'. (REUTERS/Carlos Barria)

Sementara itu, tim dengan anjing pelacak mayat melakukan pencarian korban tewas baru yang terjebak dalam api. Angka korban diyakini akan meningkat dari catatan Senin. Sheriff Daerah LA, Robert Luna, mengatakan tim akan menyisir area yang hancur dari satu tempat ke tempat lain. Di Palisade saja, kebakaran sudah menghabiskan hampir 24.000 hektar dan baru 14 persen terkendali. (REUTERS/Mike Blake)