Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi dilaporkan akan segera berdamai dengan Israel. Pengumuman ini disampaikan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di sela-sela pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, di Washington, Selasa malam waktu setempat.
Netanyahu menyampaikan keyakinannya bahwa ia dapat mencapai kesepakatan damai dengan rival regionalnya tersebut. Ia pun sesumbar pihaknya berkomitmen untuk mewujudkannya.
"Saya pikir perdamaian antara Israel dan Arab Saudi tidak hanya mungkin... saya pikir itu akan terjadi," tegasnya pada konferensi pers bersama Gedung Putih dengan Trump, dikutip dari AFP, Rabu (5/2/2025).
Dikutip Reuters ia pun mengatakan Negeri Raja Salman bahkan tidak mengajukan tuntutan terkait negara Palestina. Sebelumnya kerajaan sendiri telah mengatakan pendirian negara Palestina merdeka sebagai harga mati damai keduanya.
"Saya berkomitmen untuk mencapainya, Presiden (Trump) juga berkomitmen, dan saya yakin para pemimpin Saudi tertarik. Kami akan berusaha keras, dan saya yakin kami akan berhasil," tambahnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Trump menyebut akan lebih banyak negara bergabung dengan Abraham Accords. Ini merujuk perjanjian bilateral mengenai normalisasi hubungan Arab-Israel yang ditandatangani antara Israel dan sejumlah negara Muslim seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain di tahun 2020.
"Saya benar-benar yakin bahwa banyak negara akan segera bergabung dalam transaksi perdamaian dan pembangunan ekonomi yang luar biasa ini," kata Trump.
"Ini benar-benar transaksi pembangunan ekonomi yang besar. Saya pikir akan ada banyak orang yang bergabung dengan sangat cepat," uajrnya.
"Sayangnya, selama empat tahun, tidak ada yang mendaftar. Tidak ada yang melakukan apa pun selama empat tahun."
Sejak Januari lalu, Trump sudah mengatakan akan menggunakan momentum kesepakatan gencatan senjata Gaza yang baru saja disetujui untuk memperluas Perjanjian Abraham. Namun sayangnya belum ada konfirmasi dari Arab Saudi.
Israel dan AS di bawah pemerintahan Biden telah lama berupaya memperluas kesepakatan tersebut agar mencakup negara Arab besar, terutama Arab Saudi. Tetapi upaya tersebut terhenti karena pecahnya perang Israel-Hamas di Gaza, di mana Riyadh mengatakan tidak akan mempertimbangkan normalisasi hubungan sampai Yerusalem berkomitmen pada "jalur yang kredibel" menuju negara Palestina.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Hati-hati Perang Gaza Membara Lagi, Trump Beri Sinyal Ini
Next Article Houthi Yaman Bombardir Israel, Arab Saudi Malah Uring-uringan