Pengusaha RI, Sudah Ada Cara Bisnis Dunia 'Ngakali' Tarif Dagang Trump

1 week ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan dunia kini mencari jalan keluar untuk meminimalkan dampak paling signifikan dari tarif dagang Amerika Serikat (AS). Hal ini dengan aturan AS sendiri, yakni AS Customs Law (hukum kepabeanan AS).

Hal ini terkait konsep dalam hukum bea cukai AS yang memungkinkan importir menggunakan biaya terendah suatu barang untuk menghitung bea. "Sudah ada sejak lama tetapi ... semua orang mulai mempelajarinya kini," kata seorang pengacara Brian Gleicher kepada CNBC International, Selasa (27/5/2025).

Ya, para pelaku bisnis kini memang mencari solusi untuk meminimalkan dampak paling signifikan dari tarif yang dicanangkan Presiden AS saat ini, Donald Trump. Bahkan dengan menggunakan undang-undang yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu yang dikenal sebagai "first sale rule".

Dalam hukum bea cukai AS, aturan ini memungkinkan importir AS untuk menerapkan harga penjualan pertama dalam sejumlah transaksi guna menghitung bea cukai. Lalu bagaimana contohnya?

Misalnya, seorang produsen China yang menjual kaus oblong ke vendor Hong Kong seharga US$5. Vendor Hong Kong tersebut kemudian menjual kaus oblong tersebut ke pengecer AS seharga US$10.

Pengecer AS tersebut kemudian menjual kaus oblong tersebut ke konsumen seharga US$40. Berdasarkan aturan penjualan pertama, pengecer AS dapat membayar bea masuk atas harga awal barang sebesar US$5, alih-alih harga yang dinaikkan vendor sebesar US$10, sehingga menghilangkan biaya yang terkait dengan keuntungan perantara.

"Aturan ini memperbolehkan Anda menggunakan harga penjualan awal dari pabrik ke vendor untuk menentukan harga bea masuk akhir," kata pengacara senior dan anggota di Miller & Chevalier Chartered, Brian Gleicher.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Aturan ini sebenarnya telah ada sejak tahun 1988. Tetapi kembali mendapat perhatian di bawah pemerintahan pertama Presiden Trump dan, sekarang, selama rezim tarif terbarunya.

"Ketika pemerintahan pertama memberlakukan tarif 25% (terhadap Tiongkok pada tahun 2018), saat itulah kami mulai menerima telepon. Sekarang dengan tarif baru, aturan penjualan pertama mulai muncul lagi," kata Sid Paruthi, mitra di firma konsultan AS Moss Adams,.

Namun ada kriteria yang harus dipenuhi bisnis untuk menerapkan aturan tersebut. Apa saja?

1.Harus ada setidaknya dua penjualan yang terlibat. Satu dari produsen luar negeri dan satu atau lebih dari perantara.

2.Penjualan harus dilakukan secara independen oleh pihak-pihak yang independen dan sama sekali tidak terkait

3.Harus ada bukti bahwa barang tersebut ditujukan ke AS, bukan hanya berakhir di sana

4.Harus ada dokumentasi harga penjualan pertama

Bagi beberapa perusahaan, hal itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Intinya syarat yang dipenuhi memang membutuhkan realisasi penuh.

"Jika Anda seorang importir, Anda perlu mendapatkan harga jual pertama itu. Anda perlu memiliki datanya," kata Gleicher.

"Vendor mungkin tidak ingin memberikan informasi itu," tegasnya.

Rich Taylor, konsultan pengembangan bisnis perusahaan yang berbasis di pusat China, Ningbo, yang telah memberi nasihat kepada perusahaan-perusahaan Fortune 500 tentang aturan penjualan pertama sejak masa jabatan pertama Trump, mencatat "harus ada tingkat kepercayaan di antara semua pihak". Karena risiko yang terlibat sangat tinggi.

Meskipun demikian, kompleksitas tambahan itu dapat bermanfaat. Mengingat potensi penghematan biaya.

"Anda (pemasok) mempertahankan pelanggan Anda. Anda menunjukkan kepada mereka bahwa Anda mencoba memberi mereka setiap alat untuk mengurangi biaya mereka," kata Taylor.

"Jika Anda tidak menggunakannya, maka biaya akhir akan naik. Dan jika pesaing Anda menggunakan aturan [penjualan pertama], maka Anda akan kehilangan keuntungan itu atas mereka.," jelasnya.

Apa Ada yang Sudah Melakukannya?

Meskipun aturan ini berlaku secara luas di seluruh produk dan industri, namun barang konsumen bernilai tinggi dan produk-produk mewah, yang marginnya lebih besar, cenderung bisa langsung menggunakan aturan ini. Salah satunya merek fesyen mewah Italia, Moncler.

"Biaya pertama (penjualan), tentu saja, biaya industri ... jauh lebih rendah daripada harga eceran, dan sekitar 50% dari harga antarperusahaan. Jadi, tentu saja, ini merupakan manfaat yang signifikan," kata direktur eksekutif & kepala bagian korporat dan pasokan di Moncler, Lucia Santel

Perusahaan bioteknologi yang berkantor pusat di Swiss, Kuros Biosciences, juga melakukan hal sama. Awal bulan ini mengatakan bahwa mereka mengubah operasinya, yang akan memungkinkan mereka untuk mengadopsi kebijakan AS itu.

"Apa yang akan kami lakukan sekarang adalah kami akan beralih antara Zurich sebagai pusat grosir... yang pada dasarnya berarti kami dapat mengadaptasi apa yang disebut metode penjualan pertama," kata kepala bagian keuangan perusahaan, Daniel Geiger.

Gedung Putih belum memberikan pernyataan. Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS juga belum memberikan rincian.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Kebijakan Tarif Trump Berbuah, Surplus Anggaran AS Jadi USD 258 M

Next Article Ekonom Global Yakin Efek Perang Dagang AS-China 'Sedang-Sedang Saja!'

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|