Penjelasan BMKG Berjibaku Modifikasi Cuaca Jabodetabek, Hasilnya Gini

2 days ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dilakukan 24 jam untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). OMC, kata dia, didasarkan pada data dan analisis atmosfer yang akurat.

"Operasi Modifikasi Cuaca bukan sekadar menyemai garam ke langit, tetapi memerlukan pemodelan atmosfer yang tepat agar intervensi yang dilakukan benar-benar efektif. BMKG memastikan bahwa setiap rekomendasi yang diberikan berbasis pada data meteorologi terbaru dan perhitungan ilmiah yang terukur," kata Dwikorita dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (7/3/2025). 

BMKG, ujarnya, sebagai institusi bertanggung jawab dalam kebijakan dan pelaksanaan modifikasi cuaca, bekerja sama dengan BNPB dalam pelaksanaan OMC. Selain itu, sebutnya, BMKG merancang strategi operasi, menentukan lokasi penyemaian, serta memantau kondisi atmosfer secara real-time untuk memastikan efektivitas intervensi cuaca.

"BMKG menurunkan tim dengan kekuatan penuh yang bekerja selama 24 jam guna mendukung kelancaran operasi ini. Setiap intervensi dalam OMC harus berbasis pada data yang presisi. Jika tidak, upaya ini bisa sia-sia atau justru memperburuk kondisi cuaca di wilayah lain. Itulah mengapa BMKG menurunkan tim khusus yang bekerja selama 24 jam untuk memastikan setiap langkah dalam operasi ini didasarkan pada analisis ilmiah yang mendalam," sebutnya. 

"Keberhasilan OMC tidak hanya bergantung pada pelaksanaannya di lapangan, tetapi juga pada koordinasi antar-lembaga yang solid dan transparan. Dengan koordinasi yang baik antar-lembaga dan kesiapsiagaan masyarakat, dampak dari bencana hidrometeorologi dapat ditekan semaksimal mungkin," kata Dwikorita.

Tekan Curah Hujan 60%

Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengungkapka, OMC telah dilakukan sejak 5 Maret dan direncanakan berlangsung hingga 8 Maret 2025. Namun, tetap menyesuaikan dengan update prediksi cuaca terbaru.

"Operasi ini berfokus pada pengurangan curah hujan di daerah tangkapan air Sungai Ciliwung dan Cisadane, mulai dari Bogor sebagai hulu hingga Jakarta dan Bekasi sebagai hilir," katanya.

"Awan-awan yang berpotensi membawa hujan deras dihujankan lebih awal di atas laut sebelum mencapai daratan. Sementara itu, awan yang berkembang di daratan disemai agar pertumbuhannya terganggu sehingga curah hujannya berkurang," jelas Seto.

Menurut Seto, pengalaman sebelumnya menunjukkan, OMC mampu mengurangi curah hujan sebesar 30-60% pada awan hujan yang cukup masif. Dengan demikian, diharapkan risiko banjir di wilayah terdampak dapat ditekan.

OMC kali ini dikendalikan dari Pos Komando di Lanud Halim Perdanakusuma dan dilakukan oleh BMKG dan BNPB bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara. Selain itu, hari ini, Kamis (6/3) juga akan digelar rapat persiapan untuk pelaksanaan OMC tambahan yang didanai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BMKG: Hujan Lebat Masih Ancam Jabodetabek, Waspada Banjir Lagi!

Next Article La Nina Terjadi di Musim Hujan, BMKG Ingatkan Petaka Ancam Wilayah Ini

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|