Jakarta, CNBC Indonesia - Laba bersih setelah pajak (NPAT) PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) turun 8,57% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp3,2 triliun pada 2024.
Pertumbuhan penyaluran kredit bank milik MUFG itu sebesar 8% yoy menjadi Rp189,4 triliun, melambat dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang tumbuh 19% yoy.
Direktur Keuangan BDMN Muljono Tjandra mengakui itu tidak terlepas dari lesunya bisnis industri otomotif, yang menjadi salah satu andalan bank itu. "Memang ada sedikit challenges di dalam auto financing industry karena demand-nya melemah," kata Muljono saat Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 Bank Danamon secara virtual, Selasa (18/2/2025).
Hal itu tercermin pada perolehan usaha anak usaha Bank Danamon, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF). Perusahaan pembiayaan kendaraan itu telah melaporkan lebih dulu, bahwa labanya turun 27,83% yoy menjadi Rp1,4 triliun sepanjang 2024.
Direktur Utama ADMF I Dewa Made Susila mengakui memang sepanjang tahun lalu, penjualan otomotif mengalami koreksi, terutama di kendaraan beroda empat. Ia menyebut, penjualan mobil baru turun antara 14% hingga 15% sementara penjualan motor tetap stagnan.
"Nah ini tentu dampak dari penurunan daya beli masyarakat, terutama di segmen menengah bawah," kata Made dalam kesempatan yang sama.
Di samping itu, ia menyebut adanya penurunan kualitas aset. Maka demikian, Adira yang merupakan salah satu pemain besar di pembiayaan kendaraan roda dua dan roda empat tak terelakkan dari dampak penurunan tersebut.
Made menjabarkan bahwa pihaknya menyiapkan sejumlah strategi untuk menyikapi kondisi ini dan dapat tetap bertumbuh secara berkelanjutan. Pertama, fokus pada pertumbuhan di area-area yang masih menjanjikan, seperti wilayah Indonesia Timur dan Sumatera. Selain itu juga menambah cabang di beberapa kota yang prospektif.
"Nomor dua adalah kami juga mendiversifikasikan bisnis kami dalam bentuk pinjaman dana tunai yang dijamin oleh kendaraan. Jadi bisnis ini yang disebut multi-purpose loan sudah berkontribusi hampir 25% dari booking kami," terang Made.
Ketiga, dengan mengembangkan usaha Adira seperti segmen non-auto. Made mengatakan pihaknya juga akan mempererat penetrasi ke nasabah bankable dari induknya, Bank Danamon.
"Tahun lalu sudah berkontribusi cukup signifikan terhadap penjualan mobil hampir 20% Dan kami berharap jumlah itu terus tumbuh ke depannya sehingga asset quality di mobil bisa meningkat selanjutnya," ujarnya.
Meskipun salah satu mesin bisnis andalannya lesu, Mulyono berpendapat pertumbuhan kredit konsolidasi Bank Danamon sebesar 8% masih "lumayan bagus." Ia mengatakan selain Adira, Bank Danamon memiliki beberapa pilar pertumbuhan lainnya, yakni Enterprise Banking (EB) dan Small Medium Enterprise (SME).
"Dan terlepas dari challenges yang ada di auto industry, kita melihat bahwa terkait dengan asset quality yaitu NPL (non performing loan) kita itu gross itu [secara] konsol itu sekitar 1,9% yang mana itu lebih baik daripada tahun sebelumnya sekitar 29 basis point. Dan juga NPL coverage ratio kita juga naik dari 266% tahun lalu menjadi 287,2%," kata Mulyono.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini: