Perang Dagang Trump Makan Korban: Barbie sampai Hot Wheels

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen mainan raksasa asal Amerika Serikat (AS), Mattel Inc, sedang mempertimbangkan untuk menaikkan harga mainan Barbie dan Hot Wheels. Ini merupakan imbas perang dagang jilid II Presiden Donald Trump, untuk mengimbangi biaya tarif yang dibebankannya ke barang impor di masa keduanya menjabat.

Hal tersebut dikatakan Kepala Eksekutif Mattel, Ynon Kreiz, dalam sebuah wawancara Selasa. Perusahaan yang berkantor pusat di El Segundo California itu, akan terlebih dahulu berupaya membuat rantai pasokannya lebih efisien atau merelokasi sebagian produksi sebelum memutuskan apakah akan membebankan biaya tambahan itu kepada konsumen.

"Saat kami berupaya mengambil tindakan mitigasi, hal itu dimulai dari rantai pasokan kami, tetapi tindakan penetapan harga juga merupakan salah satu opsi yang kami pertimbangkan," kata Kreiz, seperti dikutip dari Yahoo News yang melansir Bloomberg Businessweek, Rabu (5/2/2025).

"Kami akan bekerja sama dengan mitra ritel kami dan memastikan kami memiliki berbagai macam produk yang tersedia dengan harga yang terjangkau," ujarnya.

Pekan lalu, Trump memberlakukan tarif sebesar 10% untuk barang-barang yang dibuat di China, tempat Mattel memperoleh sekitar 40% produknya. Tarif itu lebih rendah daripada industri mainan global, yang memperoleh sekitar 80% produknya dari negara itu.

Trump juga telah memberlakukan tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko, tempat Mattel memperoleh hampir 10% produknya. Namun Senin, ia menundanya selama 30 hari setelah negara itu berkomitmen untuk mengerahkan lebih banyak tentara untuk berpatroli di perbatasannya dengan AS.

Mattel sendiri melaporkan penjualan dan laba yang melampaui ekspektasi analis untuk kuartal keempat (Q4) di 2024. Pendapatan pada kuartal tersebut naik 1,6% menjadi US$1,65 miliar.

Pengendalian biaya mengangkat margin kotor menjadi lebih dari 50%. Segmen Mattel yang tumbuh paling cepat adalah kategori mainan kendaraan, didorong oleh kinerja merek Hot Wheels, yang sebagian mengimbangi penurunan permintaan untuk Barbie dan perlengkapan bayi.

Penjualan keseluruhan sebenarnya turun 1,1% tahun lalu di tengah permintaan mainan yang lesu. Namun Mattel memperkirakan kembalinya pertumbuhan pendapatan pada tahun 2025, dengan penjualan bersih diperkirakan meningkat sebanyak 3%.

Pendapatan operasional yang disesuaikan harus berada di antara US$740 juta dan US$765 juta. Perusahaan akan menargetkan pembelian kembali saham sebesar US$600 juta.

Di bawah kepemimpinan Kreiz, Mattel telah berupaya untuk mendiversifikasi bisnis mainannya dengan mengadaptasi beberapa merek perusahaan yang paling terkenal. seperti mobil mini Matchbox dan boneka Polly Pocket, menjadi film, acara TV, dan permainan video.

Pada tahun 2023, film Barbie Mattel, yang dirilis oleh Warner Bros. Discovery Inc., menjadi film terlaris di box office dalam sejarah studio tersebut. Ini menyumbang sekitar US$100 juta untuk pendapatan operasional Mattel tahun itu.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Dagang Jilid II Ditunda, Investor Sedikit Lega

Next Article Dunia Makin Kacau, China Respons Perang Dagang Jilid II Trump

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|