Perang Saudara Masih Acak-Acak Negara Muslim, 16 Tewas

2 days ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang saudara masih terjadi di negara mayoritas Muslim, Suriah, meski pemerintahan Bashar Al-Assad jatuh. Orang-orang bersenjata pro Assad dilaporkan melakukan serangan "paling keras" sejak penggulingan presiden yang berkuasa 20 tahun itu.

Mengutip AFP Jumat (7/3/2025), pertempuran terjadi di provinsi persisir Mediterania Latakia. Wilayah itu merupakan jantung minoritas Alawite, aliran Syiah yang dianut Assad.

"Selama operasi itu, pasukan keamanan menangkap dan menahan seorang mantan kepala intelijen angkatan udara, salah satu badan keamanan paling tepercaya keluarga Assad," kata kantor berita negara SANA merujuk pemerintahan baru Suriah, di bawah pimpinan Ahmed al-Sharaa.

"Pasukan kami di kota Jableh berhasil menangkap penjahat Jenderal Ibrahim Huweija yang dituduh melakukan ratusan pembunuhan selama era penjahat Hafez al-Assad (ayah dan pendahulu Bashar al-Assad)," tambah laman itu.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Bentrokan di kota pesisir Jableh dan desa-desa di sekitarnya adalah yang paling keras dari pemerintahan baru sejak Assad digulingkan. Sebagian besar yang tewas berasal dari bekas benteng pemberontak Idlib di barat laut.

"Setidaknya tiga orang bersenjata di Jableh tewas," kata Observatorium yang berpusat di Inggris itu.

Direktur keamanan provinsi itu mengatakan pasukan keamanan bentrok dengan orang-orang bersenjata yang setia pada Assad dengan serangan helikopter. Ini untuk menembus hutan-hutan Suriah tempat kelompok Assad bersembunyi.

Pasukan keamanan memberlakukan jam malam di daerah tersebut. Termasuk kota pelabuhan Tartus dan kota ketiga Homs.

Sementara itu, para pemimpin kelompok Alawi menyerukan "unjuk rasa damai" sebagai tanggapan serangan pemerintah baru. Mereka mengatakan pasukan rezim baru menargetkan rumah-rumah warga sipil.

Pemerintahan Assad digulingkan Desember 2024 lalu. Pemerintahannya ditandai oleh banyak pelanggaran hak asasi manusia, konflik internal yang berkepanjangan, serta penindasan terhadap oposisi politik.

Perlu diketahui, ekonomi Suriah hancur setelah 14 tahun perang saudara. Di 2023, ekonominya menyusut 85%, dari US$ 67,5 miliar di 2011 menjadi US$ 9 miliar, dalam versi Bank Dunia (World Bank).

Situasi tersebut membuat negara itu secara ekonomi setara dengan negara-negara seperti Chad dan Palestina. Suriah merupakan salah satu negara terminsikin di Timur Tengah.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Serang Pangkalan Militer di Tartus Suriah

Next Article Mencekam! Potret Negara ini Dikuasai Pemberontak Bawa Tank ke Kota

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|