Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa pagi ini (21/1/2025) dibuka sumringah pasca pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) tadi malam.
IHSG terpantau dibuka di 7.170, kemudian beberapa menit setelahnya tercatat per 09.08 WIB, menguat 0,63% menembus ke posisi 7.215,48. Jika penguatan ini bertahan, IHSG akan berada di level 7200 untuk pertama kalinya sejak awal tahun.
Secara konstituen, banyak saham perbankan besar yang menjadi penopang indeks. Seperti, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mendorong 8,97 indeks poin, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 7,27 poin, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 2,51 poin.
Pemulihan IHSG ini nampaknya menjadi respon pasar terhadap dinamika ekonomi global dan nasional yang sudah price in di mana sejak awal tahun ini banyak data ekonomi yang dinanti dan kita sudah melewati satu per satu.
Dari global, sejumlah data ekonomi sudah rilis dan pelaku pasar sudah cenderung price in. Misal dari data kondisi pasar tenaga kerja AS yang ternyata masih kuat sementara inflasi mengetat, membuat pasar mengkonfirmasi bahwa laju cut rate akan lebih lambat pada tahun ini.
Sementara itu, pada Senin malam waktu Amerika Serikat (20/1/2025) atau Selasa dini hari waktu Indonesia, Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47 untuk masa jabatan keduanya. Meski pelantikan ini membawa optimisme di sebagian kalangan, kebijakan perdagangan proteksionisme yang sering dikaitkan dengan Trump memicu kekhawatiran di pasar global, termasuk di Indonesia.
Pelantikan yang awalnya direncanakan di Front Barat Gedung Capitol AS terpaksa dipindahkan ke Capitol Rotunda karena suhu dingin di Washington, D.C. Acara dimulai pukul 11:30 ET, atau 23:30 WIB, dan menjadi sorotan dunia karena potensi dampaknya terhadap perekonomian global. Dalam masa jabatan pertamanya, kebijakan Trump seperti tarif tinggi pada produk China dan renegosiasi perjanjian
"Saya diselamatkan oleh Tuhan untuk membuat Amerika hebat lagi. Terima kasih. Terima kasih banyak. Sejak hari ini dan seterusnya, negara kita akan berkembang dan dihormati lagi di seluruh dunia. Kita akan menjadi negara yang membuat iri semua negara, dan kita tidak akan membiarkan diri kita dimanfaatkan lagi," ucap Trump dalam pidato inagurasinya.
Meskipun, kebijakannya dinilai proteksional, tetapi Donad Trump saat ini berencana memadukan pendekatan konservatif tradisional terhadap pajak, regulasi, dan isu budaya dengan kecenderungan yang lebih populis terhadap perdagangan dan perubahan peran internasional Amerika.
Dalam jangka pendek, kami melihat sejumlah ketidakpastian dari data-data ekonomi yang sudah rilis dan potensi kebijakan Trump yang lebih lunak akan memberikan dampak positif bagi pasar saham, termasuk di emerging market.
Ditambah, dalam waktu dekat ini juga akan ada rilis kinerja keuangan dari berbagai emiten yang akan mewarnai sentimen pasar. Hal ini harapannya bisa menjadi angin segar di tengah ketidakpastian saat ini, meskipun ada beberapa yang mengalami growth lebih lambat, tetapi sebagian ada potensi pertumbuhan tinggi terutama untuk perusahaan yang fokus ekspor.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global
Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran