Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi politik Israel panas. Ini terjadi setelah Tel Aviv yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memutuskan untuk menyetujui gencatan senjata di Gaza, Palestina, dengan milisi bersenjata penguasa wilayah itu, Hamas.
Terbaru, Pada Minggu (19/1/2025), dua menteri sayap kanan Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Israel dan Hamas. Keduanya adalah Menteri Keamanan Nasional Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
Ben-Gvir, yang berasal dari partai garis keras kanan, Otzma Yehudit, mengatakan bahwa dirinya dan dua menteri lain memutuskan untuk mengundurkan diri dari kabinet Netanyahu. Mereka mengatakan tidak lagi menjadi bagian dari koalisi yang berkuasa, namun menegaskan tidak akan mencoba untuk menjatuhkan pemerintahan Netanyahu.
"Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan dua menteri lainnya dari partai nasionalis-religiusnya mengundurkan diri dari kabinet Netanyahu atas kesepakatan tersebut," kata partai tersebut.
Menggemakan pernyataan serupa, Smotrich mengatakan bahwa jika Israel setuju untuk mengakhiri perang sepenuhnya sebelum mencapai tujuannya di Gaza, yang mencakup penghancuran total Hamas, ia dan partainya, Zionisme Religius, juga akan meninggalkan koalisi. Meski begitu, saat ini ia belum memutuskan mundur.
"Tidak ada cara lain, untuk mencapai tujuan perang sepenuhnya: penghancuran Hamas dan pengembalian semua sandera kami," katanya di laman Facebook-nya.
Sebelumnya, Netanyahu dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Rabu lalu. Kesepakatan, yang ditengahi Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat itu, mengakhiri perang selama 15 bulan yang menewaskan 46 ribu warga Gaza.
Perjanjian gencatan senjata ini akan berlangsung tiga tahap dalam waktu 42 hari. Pada tahap pertama kesepakatan, sebanyak 33 sandera Israel yang diculik Hamas ke Gaza akan dibebaskan. Mereka yang dibebaskan adalah perempuan sipil dan rekrutan militer perempuan, anak-anak, orang tua, termasuk warga sipil yang sakit dan terluka.
Sebagai gantinya, ratusan warga Palestina yang ditahan Israel akan dibebaskan. Namun, seorang pejabat Israel mengatakan angka itu tergantung berapa banyak dari 33 sandera yang masih hidup.
Negosiasi tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata tahap awal. Tahap ini, merujuk laporan Times of Israel, akan mencakup pembebasan tawanan yang tersisa, termasuk "tentara pria, pria usia militer Israel, dan jenazah sandera yang terbunuh".
Selama gencatan senjata awal yang berlangsung 42 hari, pasukan Israel akan mundur dari daerah padat penduduk Gaza. Menurut PM Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, ini untuk "memungkinkan pertukaran tahanan, serta pertukaran jenazah dan pemulangan orang-orang yang mengungsi".
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Israel Berkhianat Lagi! Bunuh Warga Jelang Gencatan Senjata
Next Article Hampir 1.000 Masjid di Gaza Rusak Akibat Serangan Israel