Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Kamis (26/9/2024) menyerukan penangguhan keanggotaan Israel dari Majelis Umum PBB. - ANTARA - Anadolu
Harian jogja.com, RAMALLAH - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada menegaskan kembali kecamannya terhadap "kejahatan" Israel dan mencela serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, seraya menegaskan bahwa Negara Palestina merupakan satu-satunya entitas sah yang memenuhi syarat untuk memegang kendali penuh atas Gaza pascaperang.
Berbicara melalui tautan video Minggu (21/9) dalam Konferensi Internasional tingkat tinggi tentang Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara, yang diketuai bersama oleh Prancis dan Arab Saudi di New York, Abbas menyerukan gencatan senjata permanen, pengiriman bantuan kemanusiaan yang terjamin melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Dekat (UNRWA), pembebasan para sandera dan tawanan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, serta dimulainya rehabilitasi dan rekonstruksi di Gaza dan Tepi Barat.
Abbas mengatakan bahwa Hamas tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan dan menyerukan kepada kelompok tersebut, bersama dengan faksi-faksi lainnya, untuk menyerahkan senjata mereka kepada Otoritas Palestina.
BACA JUGA: Tegaskan Dukungan Palestina Merdeka, Prabowo Disambut Tepuk Tangan
Abbas juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada negara-negara yang telah mengakui Negara Palestina dan mendesak negara-negara yang belum melakukannya untuk segera mengakuinya, seraya menyerukan dukungan bagi keanggotaan penuh Palestina di PBB.
Untuk memastikan transisi demokratis, dia berjanji akan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen dalam waktu satu tahun setelah perang berakhir.
Dia juga menegaskan kembali komitmennya untuk menyusun sebuah konstitusi sementara dalam waktu tiga bulan untuk memandu transisi dari sebuah otoritas menjadi kenegaraan penuh.
Presiden Palestina mendesak Israel untuk kembali ke meja perundingan "guna menghentikan pertumpahan darah dan mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif."
Pada pekan lalu, Majelis Umum PBB memutuskan untuk mengizinkan Abbas berpidato di pertemuan tahunan para pemimpin dunia di New York melalui tautan video, setelah Amerika Serikat mengumumkan pihaknya tidak akan mengeluarkan visa bagi Abbas untuk melakukan perjalanan ke kota tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara