Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), operator Blok Rokan di Riau, menyampaikan berhasil mempertahankan tren positif pada tahun 2024 dengan memproduksi setara 27% produksi minyak nasional. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan sebagai kontributor penghasil minyak nomor satu di Indonesia.
Sepanjang 2024, tercatat produksi minyak PHR mencapai 202.24 ribu barel per hari (bph) atau setara 36% dari total produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina. Sementara, produksi gas tercatat sebesar 826,16 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 29% dari total produksi PHE.
Dengan capaian tersebut, perusahaan pun terus berupaya melakukan perbaikan, termasuk dalam hal restrukturisasi organisasi.
Vice President (VP) Human Capital PHR Regional 1 Sumatera Sanon R.A Sitanggang menjelaskan, setelah melampaui salah satu proses alih kelola terbesar di industri hulu migas Indonesia, kini di awal 2025, PHR Regional 1 Sumatera menyelesaikan restrukturisasi organisasi.
Dengan bergabungnya keseluruhan organisasi di Regional 1 dan Wilayah Kerja (WK) Rokan, PHR menegaskan komitmen performa terbaik demi menjaga ketahanan energi nasional.
Restrukturisasi di tubuh organisasi PHR merupakan integrasi organisasi Zona 1, Zona Rokan dan Zona 4 ke dalam organisasi Regional 1 yang berlaku secara resmi pada Januari 2025. Integrasi ini bertujuan memperkuat komitmen PHR dalam meraih kinerja terbaik dalam produksi minyak dan gas, dalam rangka memenuhi kebutuhan domestik.
Menurut dia, restrukturisasi organisasi ini penting dan sama sekali tidak menghambat jalannya operasi di seluruh wilayah kerja. Bahkan, bisa menjadi momen konsolidasi organisasi agar lebih efisien. Hal ini signifikan, mengingat kompetensi sumber daya manusia memainkan peranan krusial dalam menghadapi berbagai dinamika industri migas ke depan.
"Organisasi yang baru ini bagi PHR menjadi momen konsolidasi untuk terus meningkatkan performa kinerja Perusahaan serta menjaga pasokan kebutuhan energi ke seluruh negeri," ungkap Sanon dalam keterangan tertulis, Senin (13/1/2025).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa integrasi organisasi ini sudah berjalan secara bottom up dan melibatkan berbagai stakeholder seperti Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), SHU, dan Pertamina (Persero).
"Struktur baru ini bagian dari awal perjalanan PHR yang baru, sebagai sebuah organisasi yang produktif dan efisien. Di sisi lain, tetap memperhatikan perlunya continuous improvement dalam menghadapi berbagai fakta-fakta baru saat organisasi melangkah ke depan," sambung Sanon.
Dampak positif lainnya dari restrukturisasi ini adalah efektivitas pengelolaan aset-aset hulu migas dari ujung utara hingga selatan Sumatera.
Sebagai kontributor hulu migas terbesar di Indonesia, PHR dituntut menjadi perusahaan yang mengedepankan ketahanan dan keberlanjutan energi untuk negeri. Sejalan dengan program Swasembada Energi yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: AS Jatuhkan Sanksi Baru, Akan Tindak Kapal Tengker Minyak Rusia
Next Article Wow! Pertamina Temukan 2 Sumber 'Harta Karun' di Blok Migas Tertua RI