Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia dihebohkan dengan kemunculan perusahaan rintisan kecerdasan buatan asal China, DeepSeek AI. Hal ini dikarenakan aplikasi itu saat ini telah menyalip saingannya dari AS, ChatGPT, dan aplikasi itu sudah menjadi aplikasi gratis peringkat 1 di App Store Apple di Amerika Serikat (AS).
Hal ini pun menumbangkan nilai saham sejumlah raksasa teknologi AS karena minat investor yang beralih. Hal ini nampak dari bagaimana Wall Street turun berjamaah pada pembukaan perdagangan hari Senin, di mana Dow Jones dibuka melemah 0,22% di level 44.324,57, S&P 500 yang jatuh 1,61% di level 6.002,88, dan Nasdaq anjlok 2,64% di level 19.426,66.
Secara khusus, kejatuhan nilai yang cukup besar dialami produsen chip yang sering digunakan untuk pengembangan AI, Nvidia. Perusahaan itu kehilangan nilai kapitalisasi pasar hampir US$600 miliar (Rp 9.733 triliun). Ini merupakan penurunan terbesar bagi perusahaan dalam satu hari dalam sejarah AS.
Lalu, siapa sebenarnya sosok di balik munculnya DeepSeek AI?
Ia adalah Liang Wenfeng. Pria 39 tahun ini tumbuh besar di Guangdong, yang selama tahun delapan puluhan dan sembilan puluhan memimpin China dalam mengadopsi kapitalisme pasar.
Liang mengatakan saat itu ia dikelilingi oleh orang-orang yang lebih mementingkan memulai bisnis daripada belajar, tetapi ia memilih dunia akademis. Ia melanjutkan kuliah di Universitas Zhejiang jurusan Teknik Elektronika dan Komunikasi sebelum meraih gelar master di bidang serupa, yang diselesaikan tahun 2010.
Liang kemudian mendirikan sebuah dana lindung nilai kuantitatif pada tahun 2015, yang menggunakan algoritma matematika yang rumit untuk perdagangan, bukan analisis manusia. Portofolio dana tersebut berjumlah lebih dari 100 miliar yuan pada akhir tahun 2021.
Tetapi pada bulan April 2023, perusahaan tersebut mengumumkan di akun WeChat-nya bahwa mereka akan memperluas kewenangannya di luar industri investasi dan memusatkan sumber daya untuk 'mengeksplorasi esensi AGI (kecerdasan umum buatan)'. DeepSeek kemudian dibuat sebulan setelahnya.
Liang sendiri juga terus menjaga penampilan publiknya. Ia tercatat hanya memberikan dua wawancara media langka kepada outlet media China Waves tahun lalu dan tahun 2023, tetapi selain itu ia tidak pernah muncul di depan publik. DeepSeek juga tidak menanggapi permintaan wawancara.
Di bawah kepemimpinan Liang, DeepSeek memfokuskan bakat dan sumber daya penelitian untuk menciptakan model yang dapat menyamai, atau lebih baik dari OpenAI. Perusahaan tersebut berharap di masa mendatang untuk terus berfokus pada model-model mutakhir yang akan digunakan oleh perusahaan lain untuk membangun produk AI yang ditujukan bagi konsumen dan perusahaan.
Pendekatan Liang dinilai sangat menonjol dalam industri teknologi China, yang terbiasa mengambil inovasi dari luar negeri, mulai dari aplikasi telepon pintar hingga kendaraan listrik. China kemudian dengan cepat meningkatkannya, seringkali jauh lebih cepat daripada negara-negara tempat penemuan tersebut pertama kali dibuat.
"AI China tidak dapat berada dalam posisi mengikuti selamanya. Kami sering mengatakan bahwa ada kesenjangan satu atau dua tahun antara AI China dan AS, tetapi kesenjangan yang sebenarnya adalah perbedaan antara orisinalitas dan tiruan," kata Liang dalam sebuah wawancara dengan China Waves pada bulan Juli tahun lalu.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Gemparkan Wallstreet-AS, Deepseek Langsung Kena Serangan Siber
Next Article China Rilis 100 Pesaing ChatGPT, Google Gemini dan Microsoft Copilot