Program Pemda DIY, Seminar Geopark Jogja

2 hours ago 4

Program Pemda DIY, Seminar Geopark Jogja Sejumlah akademisi, perwakilan OPD dan komunitas mengikuti seminar The International Significant Value of Geopark Jogja, di Kepatihan, Selasa (16/9 - 2025). / ist

Babad Bhumi Jogja Upaya Antarkan Geopark Jogja Menuju Aspiring UNESCO Global Geopark

JOGJA—Pemda DIY terus mengupayakan pengelolaan dan penyiapan dokumen dossier untuk membawa Geopark Jogja pada pengakuan dunia. Salah satu yang harus dilakukan yakni kolaborasi dengan akademisi untuk memperkuat publikasi riset di setiap geosite.

Geopark Jogja telah diakui secara nasional melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 171.K/GL.01/MEM.G/2025 tentang Penetapan Taman Bumi (Geopark) Nasional Jogja. Geopark Jogja mengusung tema Babad Bhumi Jogja dengan jumlah 15 geosite yang tersebar di sejumlah wilayah.

Setelah diakui di tingkat nasional, selanjutnya Pemda DIY mengusulkan Geopark Jogja ke UNESCO sebagai warisan dunia. General Manager Badan Pengelola Geopark Jogja, Dihin Nabrijanto, menjelaskan pengajuan Geopark Jogja ke UNESCO menjadi saga terakhir Babad Bumi Jogja.

“Menggambarkan upaya meraih UNESCO Global Geopark ini merupakan puncak perjalanan panjang Babad Bumi Jogja dalam menjaga warisan geologi, budaya, dan keanekaragaman hayati di Jogja,” ujarnya dalam seminar The International Significant Value of Geopark Jogja, di Kepatihan, Selasa (16/9/2025).

BACA JUGA: Pemkot Siap Angkut Sampah Sisa Makanan dari Tiap Rumah

Geopark Jogja akan menyusul pengakuan internasional lainnya seperti Candi Prambanan yang sudah diakui pada 1991. Candi Prambanan mewakili periode Mataram Kuno. “Ini bisa menyibak cerita peradaban yang ada di Jogja. Ini bisa kita hubungkan bahwa Geopark Jogja adalah puncak dalam menjaga Bumi Jogja,” jelasnya.

Melalui Geopark Jogja, diharapkan dapat menumbuhkan rasa handarbeni masyarakat dan para pemangku kebijakan terhadap warisan bumi dan budaya yang dimiliki. Geopark Jogja diharapkan tidak hanya diakui secara internasional, tapi juga memberi manfaat nyata bagi konservasi, pendidikan, penelitian, dan kesejahteraan masyarakat.

BACA JUGA: Pemkot Siap Angkut Sampah Sisa Makanan dari Tiap Rumah

Sebanyak 15 geosite dalam Geopark Jogja yakni di Bantul meliputi Gumuk Pasir, Lava Purba Mangunan, dan Sesar Opak Bukit Mengger. Di Sleman meliputi Tebing Breksi, Lava Bantal Berbah, Volcano Park Bakalan, Rayapan Tanah Nglepen, Merapi Turgo Plawangan, Batu Gamping Eosen, dan Perbukitan Intrusi Godean.

Di Kulonprogo meliputi Puncak Kaldera Kendil Suroloyo, Puncak Widosari, Gua Kiskendo, eks Tambang Mangan Kliripan, dan Batubara Formasi Nanggulan. Sementara geosite di Gunungkidul ada, tetapi masuk ke Geopark Gunungsewu yang membentang dari Gunungkidul hingga Pacitan, Jawa Timur.

Kemudian pada kelompok biosite meliputi lima situs, yakni Taman Nasional Gunung Merapi Segmen Sleman, Taman Wisata Alam Batu Gamping, Cagar Alam Batu Gamping, Cagar Alam Imogiri, dan Suaka Margasatwa Sermo. Pada culture site terdiri dari situs Keragaman Budaya Berwujud, meliputi Kawasan Cagar Budaya Kraton dan Kawasan Cagar Budaya Pakualaman. Situs Keragaman Budaya Tak Berwujud yakni Labuhan Merapi dan Labuhan Parangkusumo.

Narasumber dari Pusat Studi Geoheritage-Geopark UPN Veteran Yogyakarta, C. Prasetyadi, mengatakan diperlukan penetapan Geopark karena beberapa faktor. Pertama, peduli bahaya atas banyaknya peristiwa bencana terutama pada 2006 dan 2010. Kedua, budaya sejarah, di mana DIY memiliki garis imajiner dan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana. “Geopark menjadi salah satu wujud konkret budaya dan sejarah. Ketiga, keistimewaan bentang alam, di mana Merapi bisa berproses mulai dari keluar material sampai habis di laut selatan lewat lorong Jogja. Dari segi bentang alam kita istimewa,” ungkapnya.

Sementara itu, narasumber dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) DIY, M. Gazali Rachman, mengatakan 15 geosite di Geopark Jogja sudah memiliki semua value masing-masing. Meski demikian, belum semuanya didukung oleh publikasi penelitian yang memadai. “Tinggal bagaimana kita support geosite dengan penelitian yang fokus masing-masing situs. Geopark Jogja juga punya filosofi yang dalam sekali yang berkaitan dengan sistem peradaban di Bumi Jogja. Maka kolaborasi antar-akademisi, geologi, geografi, dan lainnya perlu didorong semaksimal mungkin agar dokumen dossier internasional Geopark Jogja sesuai harapan,” paparnya.

Plt Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan (PIWPP) Setda DIY, Rosdiana Puji Lestari, mengatakan Pemda DIY perlu bekerja sama dengan akademisi, komunitas, dan sebagainya untuk menyukseskan pengajuan Geopark Jogja. “Mangga kita bareng-bareng memenuhi persyaratan. Saya yakin tidak mudah, tapi saya yakin bisa kita upayakan bersama. Bismillah, mudah-mudahan apa yang kita cita-citakan bisa segera tercapai dan ujungnya untuk pemberdayaan masyarakat di Jogja yang lebih baik,” ujarnya. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|