Program Satu Bidan Satu Kampung, Warga Peroleh Layanan Tanpa Batas

3 hours ago 1

Program Satu Bidan Satu Kampung, Warga Peroleh Layanan Tanpa Batas Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo (depan, tengah) berfoto bersama seusai meluncurkan program Satu Bidan Satu Kampung di Balai Kota Jogja, Jumat (3/10/2025). Program yang digelar bertujuan untuk memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan. - Harian Jogja - Stefani Yulindriani

JOGJA—Untuk mempermudah masyarakat mengakses pelayanan kesehatan, Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja meluncurkan program Satu Bidan Satu Kampung. Melalui program ini, seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak balita hingga warga lansia bisa memperoleh akses layanan kesehatan tanpa batas.

Program ini juga didukung dengan aplikasi Jogja Sehat yang menjadi sarana untuk menghimpun data kesehatan masyarakat. Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, menuturkan keberadaan bidan atau tenaga kesehatan di setiap kampung bertujuan untuk memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan, terutama bagi masyarakat yang mengalami kesulitan untuk datang ke puskesmas terdekat.

Menurut Hasto, Jogja mengalami bonus demografi dengan jumlah warga lansia mencapai 16,8% berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jogja tahun 2024. Dari jumlah tersebut, ada 1.169 warga lansia yang tidak dapat mengakses layanan kesehatan di puskesmas karena kendala kesehatan. “Penyakit tidak menular pada warga lansia juga harus diperhatikan serius,” katanya dalam peluncuran program Satu Bidan Satu Kampung di Bali Kota Jogja, Jumat (3/10).

Selain itu, ribuan warga lansia sebagian besar tinggal di gang yang sempit, sehingga kendaraan untuk pelayanan kesehatan yang dapat menjangkau mereka pun terbatas. “Kalau tidak dijangkau, siapa yang mau? Karena itu, puskesmas harus menjadi puskesmas tanpa dinding, menerobos ke kampung-kampung. Rumah sakit juga saya kasih pekerjaan rumah untuk turun ke kelurahan. Spiritnya no one left behind dalam layanan kesehatan,” katanya.

Selain itu, Hasto juga meminta agar bidan dan tenaga kesehatan yang ada di setiap wilayah memantau pula terkait kesehatan ibu hamil dan bayi di bawah lima tahun (balita). “Pasangan suami istri itu melahirkan generasi baru. Maka, kualitas manusia yang akan dilahirkan harus dikawal agar anak-anak tidak stunting,” katanya. Dijelaskan Hasto, bidan dan tenaga kesehatan akan mulai bekerja per Oktober 2025. Kinerja bidan dan tenaga kesehatan akan dievaluasi secara berkala dengan indikator penilaian antara lain ketersediaan data jumlah ibu hamil, penderita hipertensi, diabetes, stunting dan TBC di setiap wilayah.

Tepat Sasaran

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja, Emma Rahmi Aryani, menuturkan program tersebut akan didukung dengan aplikasi Jogja Sehat. “Aplikasi Jogja Sehat mempermudah pelaksanaan tugas satu bidan satu kampung, mulai dari pendataan, skrining, kunjungan rumah, hingga pelaporan ke puskesmas. Layanan ini akan lebih efektif dan tepat sasaran,” katanya.

Menurut Emma, saat ini jajarannya telah merekrut 45 bidan dan tenaga kesehatan yang ditempatkan di kelurahan sebagai bagian dari tim puskesmas. Nantinya, mereka akan bekerjasama dengan tim pelayanan kesehatan di wilayah yang melibatkan dokter, dokter gigi, perawat, dan bidan untuk menangani berbagai permasalahan kesehatan masyarakat.

Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian (Diskominfosan) Kota Jogja, Ignatius Trihastono, menyebut aplikasi Jogja Sehat akan terintegrasi dengan data geospasial berbasis kampung. “Di situ [Aplikasi Jogja Sehat] ada data by name by address yang bisa membantu tenaga kesehatan memetakan kebutuhan secara lebih akurat,” katanya. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|