Kantor Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Jl.RP. Soeroso, Menteng, Jakarta. Antara - Muhammad Heriyanto
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia buka suara ihwal rencana pemerintah yang akan membangun peternakan ayam petelur dan pedaging dengan pendanaan Danantara senilai Rp20 triliun. Adapun, peternakan ayam itu mulai dibangun pada Januari 2026.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria mengatakan, saat ini pemerintah tengah mengkaji pembangunan peternakan ayam petelur dan pedaging, mulai dari estimasi waktu hingga infrastruktur. Nantinya pemerintah akan mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) untuk penugasan membangun peternakan ayam.
“Pemerintah berupaya untuk bagaimana kita swasembada dengan protein-protein ini dan Danantara tentu saja sebagai korporasi akan mengkaji dengan baik dan akan melaksanakan ini sesuai dengan kaidah korporasi yang baik,” kata Donny saat ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Pemerintah membutuhkan banyak protein untuk kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto. “Ini kan terutama sekali untuk ketahanan pangan ya, dan apalagi dengan MBG kita membutuhkan banyak protein ya,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pembangunan peternakan ayam pedaging dan petelur tersebut akan difokuskan di wilayah-wilayah yang masih mengalami kekurangan pasokan ayam dan telur.
"Pendanaan dari Danantara, akan dibangun di seluruh Indonesia yang kekurangan, shortage, untuk daging ayam dan telur," kata Amran setelah Rapat Finalisasi Program Hilirisasi Perkebunan dan Industri bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (7/11/2025), dikutip dari Antara.
Center of Economics and Law Studies (Celios) mengkritisi rencana pemerintah melalui BPI Danantara Indonesia dalam menggelontorkan Rp20 triliun untuk membangun peternakan ayam pedaging dan petelur di Indonesia.
Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira Adhinegara menilai Danantara sebaiknya fokus dalam memperbaiki kondisi keuangan serta kinerja badan usaha milik negara (BUMN) terlebih dahulu sebelum melakukan ekspansi ke sektor peternakan.
“Kalau [Danantara ingin] membantu, bukan di peternakan ayamnya, tapi lebih menurunkan harga pakan ternaknya. Jadi harus ada investasi ke pertanian untuk kedelai, domestik jagung, itu kan sumber pakan ternak ayam. Nah di situlah kontribusi penting Danantara, bukan peternakan ayamnya,” ujar Bhima kepada Bisnis, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, pembangunan peternakan ayam berskala besar justru berpotensi mengulang kesalahan lama dalam struktur rantai pasok, di mana perusahaan besar mendominasi sektor pakan dan bibit ayam (DOC). Hal ini bisa merugikan peternak kecil karena sistem kemitraan yang timpang dan tekanan harga di tingkat peternak mandiri.
“Pakan ternaknya yang akhirnya membuat sistem kemitraan dengan peternak lokalnya jelek, tidak menguntungkan, kemudian di peternak mandiri juga terjadi tekanan harga akhirnya begitu,” ucapnya.
Selain itu, Bhima juga memandang skema pembangunan peternakan ayam itu berpotensi membebani keuangan Danantara, terlebih jika melibatkan penyertaan dividen atau aset BUMN sebagai agunan.
Di sisi lain, Celios menilai sejumlah wilayah yang kekurangan pasokan ayam dan telur sebenarnya memiliki sumber protein alternatif berupa protein lokal, seperti ikan laut, ikan air tawar, maupun udang hasil budidaya.
“Jadi banyak pengganti protein lokal, apalagi kalau tujuannya peternakan ayam ini hanya untuk memasok makan bergizi gratis [MBG], jadi harus lebih mendorong pemanfaatan dibandingkan membuat large scale atau skala besar peternakan ayam,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia


















































